Menteri ESDM Ingin Genjot Eksplorasi, Anggarannya Hanya Rp 104 Miliar
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM ingin menggenjot kegiatan eksplorasi di sektor energi dan pertambangan. Namun, anggaran yang disiapkan untuk kegiatan tersebut minim.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pemerintah berkomitmen mendorong kegiatan eskplorasi secara masif. Kegiatan tersebut tak hanya dilaksankaan untuk sektor migas, tetapi juga panas bumi dan batu bara.
"Jadi eksplorasi tidak hanya di migas, tetapi energi lain selain energi konvensional," ujar Arifin dalam rapat bersama Komisi VII, Kamis (25/6).
Pasalnya, produksi dan cadangan energi dan mineral batu bara Indonesia terus turun. Padahal, Indonesia memiliki potensi cadangan yang cukup besar. Salah satunya potensi cadangan migas di 68 cekungan yang ada di tanah air.
Lebih lanjut, Arifin mengatakan, penemuan cadangan baru melalui kegiatan eksplorasi memerlukan waktu yang panjang. Oleh karena itu, pihaknya bakal mengeluarkan aturan yang mendorong kegiatan eksplorasi. Aturan tersebut ditargetkan selesai pada semester kedua tahun ini.
Meski begitu, pemerintah tidak memberikan bantuan dana untuk mengembangkan kegiatan eksplorasi migas. Kementerian ESDM bahkan tidak menganggarkan dana untuk kegiatan pencarian data dan informasi atau seismik migas sepanjang tahun ini.
Kementerian ESDM pun hanya menganggarkan dana Rp 104,81 miliar untuk survei seismik di tiga lokasi pada 2021. Padahal, pengumpulan data dan survei seismik migas merupakan langkah awal dari kegiatan eksplorasi oleh perusahaan migas.
(Baca: Pemerintah Dinilai Tak Punya Terobosan untuk Tarik Investasi Migas)
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno sebelumnya meminta pemerintah meningkatkan kualitas data migas. Hal itu bisa membantu meningkatkan iklim investasi.
"Improve kualitas data umum dari waktu ke waktu," ujar Julius kepada Katadata.co.id, Senin (8/6).
Pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menyarankan pemerintah untuk meningkatkan kualitas data dari blok-blok migas yang ditawarkan. Termasuk prospek dan keekonomian blok migas tersebut.
Sedangkan Mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Ari Soemarno mengatakan pemerintah tidak memiliki terobosan dan upaya nyata untuk memperbaiki iklim investasi. "Iklim investasi tidak menarik karena insentif fiskal tidak menarik, dan ini sudah disampaikan pihak investor, perlu bersaing dengan negara lain," ujar Ari dalam diskusi virtual, Selasa malam (23/6).