Wall Street Cetak Rekor Kuartalan, Prospek Ekonomi AS Masih Suram

Sorta Tobing
1 Juli 2020, 14:58
gelombang kedua virus corona, Covid-19, pandemi corona, Donald Trump, Wall Street, bursa saham, pasar modal, The Fed
xPACIFICA/Getty Image
Bursa saham Wall Street, Amerika Serikat, mencetak rekor kuartalan tertinggi sejak 1998.

Bursa saham Wall Street, Amerika Serikat, mencetak rekor kuartalan tertinggi sejak 1998. Indeks S&P 500 naik 20% sepanjang kuartal II-2020, Nasdaq melonjak 31%, dan Dow Jones Industrial Average naik 18%.

Melansir dari Bloomberg, investor terlihat lebih optimis karena kegiatan ekonomi di negara itu telah banyak yang dibuka, meskipun kasus positf Covid-19 menembus angka 2,7 juta orang. “Kami tetap berhati-hati karena masih terlalu dini menambahkan banyak risiko pada portofolio,” kata manajer investasi Natixis, Esty Dwek, Selasa (30/6).

Bantuan raksasa, berupa stimulus fiskal dan moneter, dari pemerintah AS berhasil menghentikan aksi jual para pelaku saham. Namun, krisis belum berakhir. Pasalnya, proyeksi ekonomi masih suram. Investor berharap akan ada stimulus baru yang akan digelontorkan bank sentral di sana, The Federal Reserve (The Fed).

(Baca: Ekonomi AS Membaik di Tengah Ancaman Lonjakan Kembali Kasus Corona)

Bank sentral sedang berancang-ancang kemungkinan kedua gelombang kedua Covid-19 di AS. Salah satunya dengan meluncurkan fasilitas pinjaman korporasi dan membeli obligasi perusahaan. “Mereka ingin bersiap jika keadaan memburuk,” kata kepala ekonom JPMorgan Chase AS, Michael Feroli.

The Fed telah menginvestasikan sekitar US$ 8,7 miliar dalam bentuk obligasi dan dana yang diperdagangkan di bursa melalui fasilitas kredit korporasi pasar sekunder. Fasilitas itu termasuk sembilan program darurat yang telah diluncurkan bank sentral sejak pertengahan Maret.

Total dana yang dialokasikan untuk program darurat itu mencapai $ 250 miliar dan ditujukan untuk membantu perusahaan-perusahaan besar yang terdampak virus corona. The Fed juga memiliki opsi membeli obligasi langsung dari perusahaan saat diterbitkan.

(Baca: Terancam Didepak Imbas Trump, Huawei Buat Pusat Penelitian di Inggris)

Mnuchin Berbeda Pendapat dengan Powell

Dalam rapat dengan anggota parlemen semalam, Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Gubernur The Fed Jerome Powell memiliki pandangan berbeda tentang seberapa cepat ekonomi AS bisa pulih. Melansir dari The New York Times, Mnuchin terlihat lebih optimis dan memprediksi pemulihan dapat terjadi pada paruh kedua 2020.

Namun, Powell berpendapat ekonomi bisa pulih cepat, tapi risiko besar tetap ada. Gelombang kedua virus corona ada di depan mata. "Pemulihan penuh tidak mungkin (terjadi) sampai orang yakin bahwa aman untuk terlibat dalam berbagai kegiatan," kata Powell.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...