Persediaan di Amerika Turun Drastis, Harga Minyak Naik 1% Lebih
Harga minyak mentah dunia bergerak bervariasi pada perdagangan pagi, hari ini (2/7) waktu Indonesia. Namun, harganya sempat melonjak lebih dari 1% pada malam tadi, ditopang persediaan minyak di Amerika Serikat (AS) yang turun drastis.
Persediaan minyak di Negeri Paman Sam turun 7,2 juta menjadi 533,5 juta barel pekan lalu. Padahal, pasokannya sempat menyentuh level tertinggi yakni 540,7 juta barel selama tiga minggu berturut-turut.
Penurunan stok tersebut juga melebihi ekspektasi analis, dalam jajak pendapat Reuters, yang memperkirakan hanya menurun 710 ribu barel. (Baca: Harga Minyak Tertekan Lonjakan Kasus Baru Corona dan Produksi di Libya)
Berdasarkan data Bloomberg per Pukul 6.33 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2020 naik 1,84% menjadi US$ 42,03 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2020 turun 0,53% ke level US$ 39,61 per barel.
Menurunnya stok di AS itu merupakan hasil dari upaya negara-negara pengekspor minyak (OPEC) memangkas produksi dan menekan ekspor. Data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan, impor minyak mentah di AS turun 506 ribu barel per hari pada minggu lalu.
"Impor Saudi turun hingga hanya ‘menetes’. Saya pikir pengundian ini akan menjadi yang pertama dari serangkaian undian," kata analis senior di Price Futures di Chicago Phil Flynn, dikutip dari Reuters, Kamis (2/7).
(Baca: Harga Minyak Naik Ditopang Perbaikan Data Ekonomi Asia dan Eropa)
Saat ini, impor Saudi hanya 826 ribu barel per hari, terendah dalam enam minggu. "Seiring OPEC+ (termasuk Rusia) terus memangkas produksi, probabilitas pengurangan impor ke AS akan tetap ada," kata analis pasar energi di CHS Hedging Tony Headrick.