Sempat Terhambat TKA, Pabrik Nikel dan Baja di Morosi Mulai Beroperasi

Image title
3 Juli 2020, 20:58
Meski Ada Pandemi, Sebagian Pabrik di Morosi Mulai Sudah Beroperasi.
PT Antam Tbk
Aktivitas peleburan nikel di pabrik feronikel. Kemenko marves memastikan investasi dan pembangunan pabrik di kawasan industri Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara terus berjalan di tengah pandemi Covid-19.

Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi memastikan investasi dan pembangunan pabrik di kawasan industri nikel Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, terus berjalan di tengah pandemi Covid-19. Sebagian pabrik sudah rampung atau mencapai tahap finalisasi sehingga dapat segera beroperasi. 

Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Jodi Mahardi mengatakan, sebagian pabrik dan tambang telah selesai dibangun dan berproduksi. Jadi, dapat mengekspor hasil tambang berupa feronikel dan baja.

Meski sempat terkendala akibat keterlambatan masuk tenaga kerja asing sejak awal pandemi di Indonesia, saat ini tenaga kerja tersebut telah kembali bekerja.

(Baca: Tujuh Investor Bakal Relokasi Pabrik ke RI, Mayoritas dari Tiongkok)

"Sejauh ini masih berjalan sesuai rencana. Memang pembangunan smelter sempat bermasalah dengan keterlambatan tenaga kerja asing yang menyelesaikan proyek di sana," kata Jodi kepada Katadata.co.id, Jumat (3/7).

Jodi menjelaskan, di kawasan industri Morosi, saat ini baru ada tiga tenant perusahan yang masuk, yakni  PT Virtual Dragon Nickel Indutri atau PT VDNI, PT Obsidian Stainless Steel (PT OSS) dan PT Pelabuhan Muara Sampara (PT PMS) . 

Untuk proyek yang dikerjakan  PT VDNI berupa tiga smelter yang digarap sejak Agustus 2018,. Pembangunannya sudah rampung 100% per Desember 2019 dan saat ini mulai beroperasi.

Pabrik pengolahan tersebut berdiri di atas lahan seluas 500 hektare. Nilai investasi pembangunannya US$ 860 juta atau sekitar Rp 12,5 triliun. Pabrik pengolahan ini akan menghasilkan 600 ribu ton nickel iron pig (NIP) atau feronikel berkadar rendah.

Dari sisi tenaga kerja, pabrik ini menyerap 5.867  karyawan dalam negeri dan 249 tenaga kerja asing (TKA).  Selain mendirikan pabrik, perusahaan membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang dikerjakan sejak September 2016 dan selesai per Desember 2019.

(Baca: Kepala BKPM: Investor Kawasan Industri Batang Tak Perlu Beli Lahan)

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...