Bank Syariah Mandiri Nilai Merger Perkuat Perbankan Syariah Indonesia
PT Bank Syariah Mandiri menyambut positif wacana merger bank syariah pelat merah yang diutarakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Alasannya, penggabungan usaha mampu meningkatkan kapasitas dan kinerja perbankan syariah Indonesia.
Corporate Secretary Bank Syariah Mandiri Ahmad Reza mengatakan, konsolidasi dan penguatan BUMN sebenarnya bukan hal baru. Sebab, hal ini merupakan program utama dari Kementerian BUMN.
"Sebagai anak usaha BUMN, kami percaya pemerintah akan mengambil langkah terbaik untuk memperkuat BUMN demi kemajuan ekonomi syariah Indonesia," Kata Reza, kepada Katadata.co.id, Senin (6/7).
Menurutnya, potensi pasar ekonomi syariah Indonesia tergolong besar, dengan perkiraan mencapai US$ 3 triliun pada 2023. Potensi ini bisa diraih ditopang oleh pesatnya industri halal Indonesia.
Penggabungan bank syariah BUMN akan semakin memperkuat perbankan syariah Indonesia untuk menjangkau sektor riil, dengan prinsip menghindari hal-hal bersifat spekulatif, dan dengan sistem bagi hasil yang adil. Selain itu, penguatan bank syariah juga akan menambah daya tahan, serta resiliensi ekonomi syariah Indonesia terhadap volatilitas ekonomi.
Meski demikian, Bank Syariah Mandiri akan tetap mengikuti arahan dari induknya, yakni PT Bank Mandiri Tbk, dan masih fokus menggarap sektor ritel, serta memperkuat kanal digital.
Dari sisi kinerja, sepanjang kuartal I 2020 Bank Syariah Mandiri mampu mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,62 triliun, naik 14,74% dibandingkan raihan pada kuartal I 2019. Jumlah ini sudah melalui distribusi bagi hasil kepada nasabah.
(Baca: BRI Dukung Merger Bank Syariah BUMN, BTN Tak Ingin Buru-Buru)
Kemudian, per 31 Maret 2020 perseroan juga berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 368,03 miliar, naik 51,44% dibandingkan kuartal I 2019 yang sebesar Rp 242,88 miliar.