Dibuka Menguat, Rupiah Berpotensi Tertekan Lonjakan Kematian Covid-19
Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,16% ke level Rp 14.417 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pasar spot pagi ini, Rabu (8/7). Namun, mata uang Garuda bisa tertekan usai laporan organisasi kesehatan dunia atau WHO yang menyatakan potensi peningkatan kematian akibat Covid-19.
Mayoritas mata uang Asia pun sudah terlihat melemah pagi ini. Mengutip Bloomberg, yen Jepang turun 0,12%, dolar Hong Kong 0,01%, dolar Singapura 0,03%, won Korea Selatan 0,12%, peso Filipina 0,1%, rupee India 0,34%, yuan Tiongkok 0,12%, ringgit Malaysia 0,07%, dan baht Thailand 0,23%. Adapun hanya dolar Taiwan yang menguat 0,17%.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah bisa tertekan hari ini terhadap dolar AS karena kekhawatiran pasar mengenai peningkatan kasus covid-19 kembali membayangi pergerakan pasar.
"WHO melaporkan kenaikan laju kasus positif virus corona di bulan Juni yang bisa menyebabkan kenaikan tingkat kematian akibat covid ke depannya," ujar Tjendra kepada Katadata.co.id, Rabu (8/7).
(Baca: Risiko Burden Sharing Pemerintah dan BI ke Kurs Rupiah)
Mengutip laman Worldometers, kasus positif virus corona hampir menembus angka 12 juta orang, yakni 11,94 juta. Jumlah kematian tercatat 546.601 sedangkan kesembuhan 6,85 juta orang.