Bos Garuda Sebut Aturan Holding BUMN Penerbangan Terbit Oktober
PT Garuda Indonesia Tbk menyebutkan pembentukan induk usaha BUMN di sektor penerbangan saat ini tengah difinalisasi. Peraturan Pemerintah terkait holding tersebut diharapkan terbit pada Oktober tahun ini.
"Most intersting dari holding aviasi ini adalah memposisikan diri seperti Singapura, Dubai, maupun Abudhabi. Menjadi satu company," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra di Jakarta Chief Marketing Club Officer (CMO), Rabu (8/7) malam.
Irfan menjelaskan pembentukan holding diharapkan membuat sesama perusahaan BUMN yang bergerak di bidang aviasi tak bersaing antar sesama, apalagi 'saling sikut'. Ia bahkan berharap Garuda dapat memperoleh posisi terminal yang lebih stragegis di Bandara dan tak perlu membayar biaya parkir.
(Baca: New Normal Penerbangan, Ini Syarat Naik Garuda, Citilink dan Lion Air)
Mantan Direktur PT INTI ini juga menyebutkan kemungkinan bisnis perhotelan BUMN akan masuk dalam satu holding dengan BUMN penerbangan. "Salah satu fokus kami nantinya adalah menarik wisatawan dari luar negeri dan menjadikan Bali sebagai the new hub tourism," kata dia.
Salah satu negara yang dinilai potensial oleh pemerintah adalah India. Oleh karena itu, Garuda Indonesia berencana membuka rute penerbangan langsung New Dehli-Bali dan Mumbai-Bali. “Ini marketnya sangat besar,” ujarnya.
Perusahaan penerbangan pelat merah ini juga akan menjadwal ulang rute penerbangan Denpasar-Sydney demi memberi kenyamanan bagi para pelancong Negeri Kangguru ini. Australia saat ini menjadi salah satu penyumbang wisman terbesar. “Misalnya penerbangan sampe Bali sampenya malam. Jadi orang sudah malas untuk langsung jalan-jalan. Terus terbang ke Sydney pagi, jadi mereka tidak sempat belanja,” ia menjelaskan.