TikTok Diblokir di India, Instagram Siap Rebut Pasar
Aplikasi video pendek TikTok menjadi satu dari 59 aplikasi asal Tiongkok yang diblokir Pemerintah India. Pesaingnya, Instagram pun bersiap mengambil alih pasar terbesar kedua Tiktok ini melalui fitur video pendek Reels.
Perusahaan induk mereka, Facebook mengatakan Reels sedang diuji coba di India. "Kami sangat senang untuk memperluas pengujian kami tentang Instagram Reels ke India," kata juru bicara Facebook dikutip dari CNN pada Rabu (8/7).
Sama seperti TikTok, Reels memungkinkan pengguna membuat video pendek hingga 15 detik. Video diatur dengan berbagai musik dan audio yang dibagikan kepada pengguna lainnya.
Instagram mulai menguji Reels di Brasil pada November tahun lalu. Setelahnya, penggunaan Reels meluas ke Prancis dan Jerman. Fitur ini pun akan segera diperkenalkan di India, demi merebok pasar Tiktok yang kini telah diblokir pemerintah setempat. "India selalu menjadi prioritas bagi kami," kata juru bicara Facebook. "Di India permintaan konsumen kuat".
Tren video pendek memang sedang tumbuh di India. "Video mencakup lebih dari sepertiga dari semua postingan di India," kata Kepala Facebook India Ajit Mohan dikutip dari TechCrunch. Secara umum, sekitar 45% dari semua video yang di-posting di Instagram merupakan video pendek 15 detik.
(Baca: Tiongkok Sahkan UU Keamanan, TikTok Keluar dari Pasar Hong Kong)
Menurut perusahaan analis pasar digital App Annie, Instagram memiliki sekitar 165 juta pengguna aktif bulanan di India pada bulan lalu. Jumlah itu naik dari 110 juta pada Juni tahun lalu.
Mohan berharap bahwa Reels akan memungkinkan beberapa pembuat konten di India untuk mendapatkan pengikutnya di seluruh dunia. Reels telah merangkul beberapa nama populer dalam membuat konten seperti Ammy Virk, Gippy Grewal, Komal Pandey, Jahnavi Dasetty alias Mahathalli, Indrani Biswas alias Wondermunna, Radhika Bangia, RJ Abhinav dan Ankush Bhaguna.
Perusahaan induk mereka Facebook bahkan sengaja menutup aplikasi video pendek lainnya Lasso guna fokus mengembangkan Reels. "Kami memutuskan untuk menutup aplikasi kami yang berdiri sendiri, Lasso,” kata Facebook.
(Baca: Trump Berencana Blokir, Tiktok: CEO Kami Berasal dari AS)
Sama seperti TikTok, aplikasi Lasso memungkinkan pengguna merekam video berdurasi hingga 15 detik dan menayangkan lagu-lagu populer. Berdasarkan analisis App Annie, pengguna aktif harian Lasso di Android kurang dari 80 ribu. Jumlahnya bahkan lebih sedikit di perangkat berbasis iOS.
Pesaing lainnya Google, melalui YouTube, merilis aplikasi serupa TikTok yaitu Shorts. Aplikasi ini akan memanfaatkan musik berlisensi yang dimiliki YouTube Music.
Aplikasi besutan Bytedance TikTok memang menjadi salah satu dari 59 aplikasi yang dilarang oleh Pemerintah India pasca konflik perbatasan antar kedua negara. Padahal, India merupakan pasar terbesar kedua TikTok, berdasarkan data dari Sensor Tower, aplikasi TikTok telah diunduh sekitar 2 miliar kali secara global. India menyumbang 611 juta unduhan.
Akibat pelarangan itu, menurut Caixin Global, dalam sehari TikTok kehilangan 200 juta pengguna sehingga diproyeksikan merugi sampai US$ 6 miliar atau Rp 87 triliun.
TikTok menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh tahun lalu. Aplikasi video asal Tiongkok ini tercatat telah diunduh sebanyak 614 juta kali sepanjang Januari-November 2019. Jumlah unduhan itu juga membuat TikTok naik satu peringkat dari posisinya pada 2018. Aplikasi ini berada di posisi ketiga, mengungguli Facebook dan Instagram, seperti terlihat dalam diagram di bawah ini.