Koperasi Bakal Ditinggal Milenial kalau Tak Garap Industri Kreatif

Image title
12 Juli 2020, 16:27
koperasi, industri kreatif, milenial, menteri koperasi ukm teten masduki
dok. BNI
Menteri Koperasi & UKM Teten Masduki menilai regenerasi kepengurusan koperasi berjalan lambat karena koperasi terlambat dalam menggarap industri kreatif yang digemari anak muda atau kaum milenial.

Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyebutkan proses regenerasi kepengurusan koperasi berjalan lambat sehingga menyebabkan adanya risiko yang besar dalam mempertahan eksistensi koperasi di masa depan.

Hal ini terjadi lantaran koperasi cenderung terlambat mengubah strategi bisnisnya untuk merambah ke industri kreatif yang digemari kaum milenial.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, berdasarkan hasil kunjungannya pada lebih dari 100 unit koperasi sebagian besar pengurusnya dijalankan oleh orang-orang tua. Kondisi yang sama juga terjadi di kampus-kampus yang mana bisnis koperasi dilakukan tanpa adanya peran mahasiswa.

"Saya kaget setelah bertemu dengan 100 koperasi yang terbesar ternyata tidak ada anak mudanya, ini jangan-jangan koperasi mengalami stagnasi regenerasi. Tapi itu memang sebenarnya betul terjadi dan perlu dicarikan visi baru agar koperasi lebih diterima anak muda," kata Teten dalam diskusi daring di Jakarta, Minggu (12/7).

(Baca: Banyak Koperasi Gagal Bayar, Kemenkop Tambah Isi RUU Perkoperasian)

Menurut dia, saat ini koperasi-koperasi yang ada di Indonesia sebagian besar belum merambah pada industri kreatif dan cenderung menjalankan bisnisnya secara konvesnsional. Padahal, potensi industri kreatif sangat besar dan sangat diganderungi opeh anak muda.

Uapaya untuk digitalisasi koperasi pun harus dilakukan dengan menyasat target industri animasi, musik dan hiburan, game serta pariwista. Sektor-sektor ini merupakan titik potensial yang digemari anak muda khususnya di kalangan mahasiswa.

"Dengan format yang modern jangan hanya nanti bisnis koperasi jadi tukang fotokopi atau bikin kaos atau bikin jaket almamater, bisnis lainnya juga penting karena milenial ini kan tertarik dengan ekonomi kreatif," kata dia.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Riza Damanik menjelaskan, proses digitalisasi koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus dipercapat. Sebab, penerapan sistem daring untuk meningkatkan eksistensi dan peluang pasar yang dilakukan saat ini cenderung terlambat.

(Baca: Masih Ada Kejanggalan, Perjanjian Perdamaian KSP Indosurya Ditunda)

Padahal berdasarkan survei yang dilakukan bulan Maret lalu, usaha yang telah terintegerasi ekosistem digital mengalami pertumbuhan 19%. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat mengingat saat ini kondisi penanganan pandemi virus corona belum menunjukkan titik terang.

"Kami mendorong adanya platform yang nantinya akan digunakan memperkuat UMKM yang tergabung dalam koperasi. Ini saya kira sudah benar dan sudah harus ada karena saya justru menduga kita sudah terlambat sekali," kata dia.

Adapun berdasarkan data Badan Pusar Statistik (BPS) tahun 2019, jumlah koperasi di seluruh Indonesia sebanyak 152.172 unit pada 2017, tumbuh 0,66% dibanding tahun sebelumnya. Namun jika dibandingkan dengan data 2006, jumlah koperasi telah meningkat 53,8% seiring pertumbuhan ekonomi domestik.
 
Jumlah koperasi terbanyak berada di Jawa Timur, yakni 27.683 unit atau sekitar 18% dari total koperasi. Selanjutnya, Jawa Tengah 21.667 unit, dan Jawa Barat 16.203 unit. Sementara wilayah yang mengalami pertumbuhan koperasi paling pesat adalah Papua. Pada 2006, jumlah koperasi di Papua hanya 944 unit, tapi pada 2017 meningkat 128% menjadi 2.158 unit.

(Baca: Menkop Teten Sebut 50% UMKM Terganggu Usahanya karena Corona)

Reporter: Tri Kurnia Yunianto

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...