Penyerapan Anggaran Lambat, Kontraksi Ekonomi RI Terancam Lebih Dalam

Image title
13 Juli 2020, 22:12
pertumbuhan ekonomi, penyerapan anggaran lambat, pandemi corona
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.
Kendaraan melaju di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (11/6/2020). Indef memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun ini terkontraksi lebih dalam dibandingkan kuartal II.

Institute for Development of Economics and Finance atau Indef memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal III juga akan terkontraksi, bahkan lebih dalam dibandingkan kuartal II. Hal ini lantaran minimnya penyerapan anggaran penanganan pandemi corona atau Covid-19 yang membuat konsumsi terus merosot.

Ekonom Senior Indef, Enny Sri Hartati mengatakan bahwa penanganan pandemi yang belum diketahui kapan akan berakhir, upaya pemulihan ekonomi tidak hanya mengandalkan seberapa banyak stimulus pemerintah. Namun juga seberapa besar tingkat keterserapan dan ketepatannya.

"Potensi pertumbuhan yang negatif kemungkinan besar tidak hanya terjadi di kuartal II kalau ini tidak segera dibenahi. Besar kemungkinan kuartal III tidak hanya (tumbuh) negatif tapi kontraksinya jauh lebih besar," kata Enny dalam acara peluncuran buku 'Pandemi Corona: Virus Deglobalisasi, Masa Depan Perekonomian Global dan Nasional' di Jakarta, Senin (13/7).

Menurut dia, tingkat keterserapan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 695,2 triliun baru sekitar 10%. Kondisi semakin buruk dengan adanya potensi tidak tepat sasarannya bantuan yang digelontorkan pemerintah.

(Baca: Sri Mulyani Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Semester I Minus 1,1%)

Enny menyoroti soal alokasi bantuan melalui Kartu Prakerja yang bertujuan untuk peningkatan keahilan Sumber Daya Manusia (SDM) saat ini tidak cocok diberikan. Bantuan tersebut sebaiknya diberikan dalam bentuk tunai kepada warga miskin dan rentan miskin agar dapat menjaga daya beli masyarakat.

"Pertumbuhan ekonomi kita lebih dari 56%, suka tidak suka, dari konsumsi rumah tangga. Sehingga harus betul-betul diperhatikan dari seluruh luncuran program-program yang paling utama dilihat seberapa efektif mampu untuk kembali menopang dan menggerakkan ekonomi," kata dia.

Hal yang sama sebelumnya juga diungkapkan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang memproyeksikan ekonomi domestik pada kuartal kedua tahun ini terkontraksi 4% hingga 6%. Kadin juga menilai ekonomi nasional terancam resesi akibat lambannya stimulus ekonomi yang dikeluarkan pemerintah untuk meredam dampak covid-19.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...