Ignasius Jonan Kembali Muncul, Kini Disebut Jadi Calon Dirut Garuda

Pingit Aria
15 Januari 2020, 11:55
Menteri Kabinet Kerja 2014-2019 Ignasius Jonan menyapa wartawan saat menghadiri Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2019 di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019).
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Menteri Kabinet Kerja 2014-2019 Ignasius Jonan menyapa wartawan saat menghadiri Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2019 di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019).

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dikabarkan telah mengantongi tiga nama calon Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Belum ada detail yang disebut, namun, salah satu nama yang beredar adalah mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.

Pengamat penerbangan Arista Admajati menyebut, selain Jonan, nama lain yang juga beredar adalah Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi, Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo.

Jonan sendiri menanggapi dingin kabar ini. Melalui akun Instagram @ignasius.jonan, ia turut mengomentari unggahan @Bisniscom soal pencalonan dirinya.

Menurutnya, ada baiknya maskapai pelat merah yang baru tersangkut skandal penyelundupan Brompton itu dipimpin oleh wajah baru. "Regenerasilah," kata Jonan, Senin (13/1).

Ignasius Jonan lahir di Singapura, 21 Juni 1963. Setelah lulus kuliah dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, ia melanjutkan kuliahnya ke Fletcher School, Tufts University, Amerika Serikat.

(Baca: Diumumkan Pekan Depan, Eks Dirut PT Inti Jadi Bos Garuda?)

Namanya mulai jadi sorotan publik saat menjadi direktur PT Kereta Api Indonesia (KAI), pada usia 46 tahun. Jonan banyak melakukan gebarakan saat memimpin PT KAI. Calo tiket diberantasnya dengan melakukan penjualan online dan sistem boarding pass.

Stasiun-stasiun kereta dibuat lebih bersih dan nyaman dari ruang tunggu hingga toiletnya. Pedagang asongan pun dilarang berjualan di lingkungan stasiun dan kereta.

Baru setahun menjabat, Jonan sukses membalikkan keadaan PT Kereta Api Indonesia dari rugi Rp 83,5 miliar pada 2008 menjadi untung Rp154,8 miliar pada 2009. Bahkan, pada tahun 2013, perusahaan transportasi massal ini mencatatkan keuntungan Rp560,4 miliar.

Aset PT KAI pun meningkat saat masa kepemimpinan Jonan  dari semula Rp 5,7 triliun pada 2008, menjadi Rp 15,2 triliun pada 2013.

(Baca: Garuda Cari Dana Rp 12,6 T untuk Bayar Utang, Berikut Tiga Opsinya)

Sebelum masuk ke PT KAI, Jonan merupakan seorang profesional di bidang keuangan. Ia terpilih menjadi Direktur Citibank pada usia 36 tahun. Dari sana, dia menjadi Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero), dan kembali lagi di Group Citibank.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat Jonan sebagai Menteri Perhubungan dalam Kabinet Kerja 2014-2019. Dua tahun berjalan, Jonan terkena reshuffle. Pada 27 Juli 2016, posisinya digantikan oleh Budi Karya Sumadi.

Selang dua bulan kemudian, Jokowi kembali memasukkan Jonan dalam kabinet sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 14 oktober 2016. Kali ini ia didampingi Arcandra Tahar sebagai wakilnya. Jonan tak lagi jadi pembantu Presiden pada periode kedua pemerintahan Jokowi.

Lalu, apakah Jonan akan diberi kursi Dirut Garuda? Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga meminta masyarakat bersabar.  "Tunggu saja pada 22 Januari (Rapat Umum Pemegang Saham/ RUPS Garuda)," kata Arya, saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Senin (13/1).

(Baca: Erick Thohir Sudah Tentukan Calon Direksi dan Komisaris Garuda)

Reporter: Ihya Ulum Aldin

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...