Optimisme Pelaku Bisnis Triwulan I Turun, Terendah Sejak 2016
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat optimisme pelaku bisnis yang tercermin dari Indeks Tendensi Bisnis (ITB) triwulan I 2019 sebesar 102,10 atau lebih rendah dibandingan triwulan sebelumnya sebesar 104,71. Optimisme pelaku bisnis tersebut juga menjadi yang paling rendah sejak triwulan II 2016.
"Optimisme masih di atas 100. Artinya masih tumbuh, tapi optimisme pelaku bisnis lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya," papar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (6/5).
Dia menjelaskan bahwa nilai indeks di atas 100 menunjukkan kondisi bisnis lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun, nilai indeks yang lebih rendah pada triwulan I 2019 dibandingkan periode sebelumnya menunjukkan tingkat optimisme pelaku usaha yang mengalami penurunan.
Secara rinci, beberapa komponen yang menunjukkan optimisme yang menurun di antaranya pendapatan usaha yang turun menjadi 101,07 dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 106,25. Kemudian, penggunaan kapasitas usaha turun menjadi 101,97 dibandingkan 105,49. Sedangkan rata-rata jumlah jam kerja naik menjadi 103,25 dari 102,40 pada triwulan IV 2018.
(Baca: Ekonomi Kuartal I 5,07%, Tren Melambat Diramal Berlanjut Selama 2019)
Berdasarkan lapangan usaha, optimisme pelaku bisnis tertinggi terjadi pada lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi, yaitu 110,78. Kemudian diikuit oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 105,25. Suhariyanto mengatakan tingginya optimisme pada kedua sektor ini terjadi karena faktor musiman.
Sementara, lapangan usaha pertambangan dan penggalian; serta administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib menunjukkan pesimise dengan nilai indeks di bawah 100, yakni masing-masing sebesar 92,04 dan 97,53.
Namun, indeks ini diperkirakan meningkat jadi 106,44 pada triwulan II 2019 lantaran adanya bulan Ramadan serta hari raya Idul Fitri. Peningkatan kondisi bisnis diperkirakan terjadi pada seluruh lapangan usaha kecuali kategori lapangan usaha pertambangan dan penggalian.
Pelaku bisnis mengharapkan order dari dalam negeri akan mengalami peningkatan dengan nilai indeks mencapai 114,29 seiring dengan pelaksanaan Ramadan. Sementara, order dari luar negeri dan harga jual produk juga diperkirakan meningkat, dengan nilai indeks masing-masing 101,11 dan 110,05.
(Baca: Inflasi April 0,44%, Tertinggi Sejak 2008)
Sementara itu, order barang input cenderung stagnan dengan indeks 100,32. Optimisme pelaku bisnis tertinggi diperkirakan pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan dengan indeks sebesar 128,17. Sementara, pelaku bisnis pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian menunjukkan pesimisme dengan nilai indeks 99,81.
Sementara, indeks tendensi konsumen (ITK) triwulan I 2019 sebesar 104,35 atau lebih rendah dari triwulan sebelumnya 110,54. Penurunan kondisi ITK dipengaruhi oleh komponen pendapatan yang turun menjadi 101,66 dari 109,98 pada triwulan sebelumnya .
Kemudian, indeks pengaruh inflasi terhadap konsumsi sebesar 105,86 atau turun 109,30. Selanjutnya, volume konsumsi juga tercatat menurun dari 108,83 menjadi 113,44.
Ke depan, ITK diperkirakan meningkat jadi 120,90 pada triwulan II 2019. Peningkatan didorong oleh perkiraan pendapatan rumah tangga yang akan meningkat dengan indeks sebesar 132,56. Sementara itu, komponen rencana pembelian tahan lama, rekreasi dan pesta/hajatan cenderung stagnan dengan nilai indeks 100,47.
(Baca: Optimisme Pengusaha Kuartal I 2019 Terendah Sejak Pertengahan 2017)