Debat Capres Mendongkrak Rating Stasiun Televisi
Respons penonton televisi terhadap Debat Calon Presiden dan Wakil Presiden yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam Pemilu 2019 lebih baik dibandingkan dengan Pemilu 2014. Debat Capres berhasil memperpanjang durasi masyarakat menonton televisi dan mencatat rating yang tinggi.
Hasil monitoring Nielsen TV Audience Measurement (TAM) terhadap Debat Pilpres 2019 mencatat jangkauan sebesar 67,9%. Angka tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 5% dibandingkan pada Pemilu 2014 di mana jangkauan yang diraih sebesar 62,9%.
Menurut Executive Director Nielsen Media Hellen Katherina, Debat Capres putaran kedua yang menampilkan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto mencatat rating tertinggi, yakni 18,8%. Debat yang mengambil tema energi, pangan, sumber daya alam, lingkungan hidup, dan infrastruktur tersebut ditayangkan oleh 13 stasiun televisi nasional.
Rating terendah terdapat pada debat ketiga, yakni debat antarcalon wakil presiden yang menampilkan Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno, yakni 11,3%. Debat dengan tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya ini ditayangkan oleh sebelas stasiun televisi nasional. Dalam Pemilu 2014, rating tertinggi dicapai pada penayangan debat ketiga sebesar 9,6%. Hanya tujuh stasiun televisi nasional yang menayangkan acara tersebut.
(Baca: Pertarungan Sengit di Babak Akhir Pilpres 2019)
Penonton Memantau Quick Count
Tren tingginya minat masyarakat menonton televisi ini berlanjut hingga dua hari setelah pelaksanaan pemungutan suara pada 17 April 2019. Program yang berkaitan dengan Pemilu mendapatkan rating tinggi, yaitu sebesar 13,2% pada 18 April 2019 dan 13,8% pada 19 April 2019.
Tren tersebut dikarenakan penonton turut memantau program Quick Count (hitung cepat) yang diselenggarakan oleh sejumlah stasiun televisi nasional bekerja sama dengan lembaga survei politik. Rata-rata jumlah penonton sebanyak 7 juta orang, meningkat 15% dari hari normal. Sementara itu, rata-rata durasi menonton telvisi mencapai 5 jam 31 menit. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 12% dari hari normal.
“Tingginya rating televisi untuk program-program terkait Pemilu juga menunjukkan pemirsa televisi di 11 kota sangat antusias terhadap Pemilu," kata Hellen, di Jakarta, Selasa (30/4). Hal tersebut menunjukkan bahwa tahun ini minat masyarakat untuk terlibat dalam Pemilu 2019 lebih tinggi.
(Baca: Memahami Quick Count dan Real Count: Beda Kerja tapi Hasil Identik)
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyebutkan, tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2019 mencapai 80%. Tingkat partisipasi ini melampaui target yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019 sebesar 77,5%.
Komisioner KPU Hasyim Asy'ari juga menyebutkan partisipasi masyarakat yang tinggi terlihat di luar negeri, yakni lebih dari 50%. "Partisipasinya lumayan tinggi. Kalau yang tahun lalu kan rata-rata 30%," kata Hasyim.
Tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi menunjukkan masyarakat semakin sadar menggunakan hak pilihnya. Hal ini juga akan memberikan legitimasi bagi siapapun yang keluar sebagai pemenang dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 ini.
(Baca: Iklan TV Tak Lagi Mampu Mendongkrak Suara Parpol di Pemilu)