Samsung jadi Pengiklan Produk Seluler Terbesar 2017
Berbagai merek produk seluler bersaing untuk memperebutkan pasar. Nielsen menyebut, belanja iklan produk seluler di televisi mencapai Rp 3,2 triliun tahun lalu. Samsung menempati urutan pertama dengan belanja iklan senilai Rp 1,04 triliun.
Anggaran itu pun untuk jenis jeda iklan atau commercial break saja. "Banyak juga yang beriklan di dalam program acara (in program ads)," ujar Executive Director Media Nielsen Indonesia Hellen Katherina saat paparan di kantornya, Jakarta, Rabu (18/4).
Besarnya anggaran iklan Samsung karena tahun lalu pabrikan Korea Selatan itu meluncurkan Galaxy S8. Produk ini bersaing dengan iPhone X yang dirilis hampir bersamaan oleh Apple.
Sementara di posisi kedua dan ketiga ada Vivo dan Oppo yang masing-masing beriklan sebesar Rp 824 miliar dan Rp 461 miliar. Setelah itu, Advan Rp 202 miliar; Lenovo Rp 154 miliar; Asus Rp 129 miliar; Polytron Rp 111 miliar; Evercross Rp 77 miliar; Luna Rp 50 miliar; dan LG Rp 27 miliar.
(Baca juga: Nielsen: Penjualan Turun Akibat Daya Beli Lemah, Bukan Tren Online)
Selain beriklan di commercial break, Vivo dan Oppo juga mengalokasikan dana yang tidak sedikit untuk jenis in program ads. Data Nielsen pada Januari-Maret 2018 menunjukkan, 85% dari belanja iklan Oppo di televisi dilakukan dalam bentuk in program ads. Sedangkan Vivo, belanja iklan in program ads mencapai 66% dari total.
Sementara Samsung hanya mengalokasikan 4% dari total belanja iklan di televisi, untuk in program ads. "Mungkin karena commercial break dikuasai Samsung, Vivo dan Oppo ambil jenis iklan yang lain supaya tidak head on head," kata Hellen.
In program ads merupakan iklan yang ditempatkan di dalam program televisi. Misalnya, product placement dengan menempatkan produk atau logo brand pada suatu program. Bisa juga, squeeze frame berupa frame iklan yang muncul dan membesar tiba-tiba di saat program berlangsung.
(Baca juga: Nielsen: Piala Dunia Tingkatkan Belanja Iklan Televisi)
Iklan in program ads ini juga bisa berbentuk acara khusus, seperti yang dilakukan Vivo pada September 2017 lalu. Vivo menggaet sembilan stasiun televisi untuk menyiarkan acara peluncuran Vivo V7+. Biaya yang dikeluarkan pun mencapai Rp 8 miliar. Dari situ, Vivo menjangkau 16,7 juta penonton. Pada Maret 2018 ini, Vivo juga menggelar acara serupa.
Meski jangkauannya luas, Hellen menilai in program ads juga memiliki sisi negatif. Misalnya, dianggap mengganggu oleh penonton televisi. Oleh karenanya, iklan yang efektif menurut dia adalah kombinasi seperti beriklan di televisi, baik commercial break ataupun in program ads, dan di media lainnya.