Atasi Krisis Corona, Sandiaga Uno Minta Pemulihan UMKM Diprioritaskan
Pendiri OK OCE, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan pemulihan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) perlu menjadi prioritas dalam menghadapi krisis Covid-19. Menurutnya, UMKM berperan penting karena mampu bertahan di tengah krisis.
"Setiap krisis kita bertahan karena peran UMKM yang besar. Krisis kali ini UMKM akan menunjukkan perannya lagi," kata dia dalam Webinar OK OCE, Jumat (19/6).
Sandiaga mengatakan, bangsa Indonesia perlu menata ulang sektor yang menjadi prioritas. Hal ini dapat dilakukan dengan mengutamakan UMKM yang memiliki peranan besar.
(Baca: Pemerintah Siapkan Enam Langkah Bangkitkan UMKM Setelah Pandemi Corona)
Berbeda dengan kondisi krisis pada 1998, pada masa pandemi corona, UMKM terkena hantaman paling awal. Sandiaga memproyeksikan bahwa 47% UMKM telah berhenti beroperasi. Sementara, 53% UMKM lainnya tetap buka dengan omzet yang sudah menurun jauh.
"Jadi ini langsung menghantam ekonomi keluarga karena kehilangan mata pencaharian," ujar dia.
Adapun pemerintah bisa mengembalikan kinerja UMKM tersebut dengan memberikan insentif yang tepat sasaran. Dia pun berpendapat, insentif yang diberikan pemerintah saat ini untuk membantu UMKM sudah tepat.
"Tapi kalau bisa segera direalisasikan dan seandainya kurang bisa ditambah," ujar dia.
Pemerintah menyiapkan enam langkah untuk mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM yang terdampak pandemi corona. Program-program tersebut diperkirakan memakan anggaran senilai Rp 1.601,75 triliun.
(Baca: Pemerintah Prioritaskan Belanja Kementerian Rp 700 Triliun untuk UMKM)
Menteri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan enam program yang telah disusun yakni perluasan akses pasar, peningkatan daya saing, pengembangan kewirausahaan, akselerasi pembiayaan dan investasi, kemudahan dan kesempatan berusaha dan koordinasi lintas sektor. Nantinya, program tersebut akan dijalankan di setiap daerah.
Sementara itu, data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mencatat hingga semester I 2019, ada 64,19 juta UMKM. Dari jumlah tersebut, sebanyak 63,35 juta atau 96% merupakan pengusaha mikro.
Kemudian, sebanyak 60,7 ribu atau 0,09% merupakan pengusaha menengah. Selebihnya, 781,1 ribu pengusaha atau 1,22% merupakan pengusaha kecil.
Dengan jumlah begitu besar, UMKM kerap menjadi penggerak saat ekonomi Indonesia sedang tidak sehat. Hal ini terlihat saat krisis 1998 ketika banyak perusahaan besar tumbang. Begitu pula pada krisis 2008.