Pelabuhan Internasional Sorong Mulai Dibangun Tahun Depan
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Elvyn G. Masassya menargetkan pembangunan Pelabuhan Internasional Seget di Sorong bisa segera dimulai tahun depan. Saat ini pihaknya sedang melakukan pembebasan lahan dan mempersiapkan penunjang pembangunan lainnya.
"Ini kami sedang mulai proses pembangunannya," kata Elvyn di acara Forum Dialog Logistik Nasional di Menara Bidakara, Jakarta, Rabu (9/11).
(Baca: Pemerintah Kembangkan Pelabuhan Tol Laut di Nusa Tenggara)
Dia menjelaskan Pelabuhan Internasional Seget memiliki kapasitas untuk menampung peti kemas yang cukup besar, yakni hingga 1 juta TEUs. Pelabuhan Seget akan melengkapi dan mendukung dua pelabuhan lain yang sudah berjalan, di wilayah tersebut.
Totalnya akan ada tiga pelabuhan yang ada di Sorong, yang pengelolanya berbeda-beda. Ketiga pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Arar yang dimiliki Kementerian Perhubungan, Pelabuhan Kota Sorong yang dikelola Pelindo IV, dan Pelabuhan Seget yang akan dibangun Pelindo II.
Target Pelindo II untuk segera memulai pembangunan Pelabuhan Seget ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pagi tadi, saat membuka acara Indonesia Infrastructure Week di JCC, Jakarta, Jokowi meminta pembangunan infrastruktur dipercepat. Langkah ini penting agar daya saing Indonesia bisa segera naik.
(Baca: Empat Strategi Menhub Dukung Keberhasilan Tol Laut)
Salah satu yang disoroti Jokowi adalah pembangunan pelabuhan. Bahkan dia ingin pembangunan pelabuhan di Sorong bisa lebih cepat lagi dari yang ditargetkan Pelindo II. "Ada beberapa, (pelabuhan Seget) Sorong akhir tahun dimulai, Kuala Tanjung sudah 65 persen rampung," kata Jokowi.
Pelindo II mengakui ada keterbatasan dana, sehingga pembangunan dan pengembangan pelabuhan terkendala. Untuk membiayai pembangunan Pelabuhan Seget, Pelindo II telah menerbitkan obligasi berdenominasi mata uang asing (global bond), senilai Rp 20,8 triliun pada tahun lalu.
Selain untuk Pelabuhan Seget senilai Rp 3 triliun, dana yang didapat dari penjualan surat utang ini akan digunakan untuk proyek pelabuhan lain. Proyek tersebut adalah Pelabuhan New Priok di Jakarta, Pelabuhan Kijing (Kalimantan Barat), Pelabuhan Cirebon (Jawa Barat), Pelabuhan Tanjung Carat (Sumatera Selatan).
(Baca: Pelindo III Bangun Terminal LNG Mini Pertama di Asia Tenggara)
Sekadar informasi, penerbitan global bond ini merupakan yang terbesar dalam sejarah yang pernah dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia. Pelindo II menunjuk tiga bank yakni ANZ, BNP Paribas, dan Citigroup, dan dua perusahaan sekuritas yaitu PT Danareksa Sekuritas dan juga PT Bahana Securities sebagai sebagai joint bookrunners dan joint lead managers untuk menangani transaksi obligasi tersebut.