Menyelami Sejarah Tradisi Kasada Suku Tengger

Tifani
Oleh Tifani
20 September 2022, 19:18
Tradisi Kasada
ANTARA FOTO/Umarul Faruq/wsj.
Ilustrasi, perayaan tradisi Kasada Suku Tengger.

Tradisi kasada ini merupakan upacara adat dari suku Tengger, yang masih kerap digelar hingga saat ini. Suku Tengger menggelar tradisi ini sebagai bentuk rasa syukur dan harapan agar dijauhkan dari malapetaka. Tradisi ini dilaksanakan setiap tanggal 14 atau 15 bulan kedua belas menurut penanggalan suku Tengger pada tengah malam bulan purnama.

Suku Tengger adalah masyarakat yang tinggal di kaki gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo. Masyarakat suku Tengger yang pada umumnya menganut agama Hindu. Agama Hindu yang diyakini oleh masyarakat Tengger telah menyatu dengan budaya asli Tengger. Misalnya menggunakan “ hong ulun basuki langgeng” dalam arti berarti Tuhan terus memberi kita keselamatan abadi.

Suku Tengger dikenal dengan keragaman budaya dan rutualnya salah satu yang populer di kalangan masyarakat luas adalah ritual Kasada atau Yadnya Kasada. Tradisi Kasada dilakukan dengan cara melempar hasil bumi ke kawah Gunung Bromo. Dalam perkembangannya, ritual ini menjadi salah satu hari raya umat Hindu Tengger.

Sejarah Tradisi Kasada Suku Tengger

Dikutip dari buku berjudul "Upacara Kasada dan Beberapa Adat Istiadat Suku Tengger", sejarah dari Tradisi Kasada bermula dari sepasang suami istri yang sudah mulai tua dan belum diberikan anak. Kedua orang tersebut bernama Kyai Seger dan Nyai Anteng. Hingga suatu hari kedua orang tersebut melakukan tapa semedi di kaki Gunung Bromo dan memohon agar diberikan anak.

Ketika keduanya tengah bersemedi, terdengar suara yang menggema. Suara tersebut, berkata "Kelak kalian akan mempunyai dua puluh lima orang anak. Tapi kalian harus mengorbankan anak pertama ke dalam kawah ini. Kalau tidak akan ada bencana dahsyat yang akan menimpa kalian”.

Kemudian tanpa berpikir panjang sepasang suami istri tersebut mengiyakan permintaan tersebut. Waktu berlalu hingga Kyai Seger dan Nyai Anteng dikarunia seorang anak laki-laki bernama Kusuma.

Tak berselang lama akhirnya mereka mempunyai anak yang jumlahnya 25 anak, hingga suatu hari Gunung Bromo yang tenang mengeluarkan suara gemuruh dan asap tebal, dan seketika sepasang suami istri teringat akan janjinya dan akhirnya dengan rasa tak tega mulai melempar kusuma ke dalam kawah tersebut.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...