Menyimak Ragam Mitos di Balik Wisata Air Terjun Nglirip
Air Terjun Nglirip yang dikenal memiliki panorama yang indah, merupakan salah satu destinasi wisata yang patut dikunjungi kala Anda berwisata ke Jawa Timur.
Destinasi wisata alam ini berada di wilayah Tuban Selatan. Tepatnya di desa kecil bernama Jojogan Mulyo Agung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Air Terjun Nglirip memiliki ketinggian antara 25-30 meter. Meskipun sudah cukup terkenal, air terjun ini masih memiliki suasana alam yang asri dan terjaga.
Untuk mencapai wisata alam ini, wisatawan dapat menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Ada dua jalur yang dapat ditempuh untuk mencapainya.
Pertama, melalui jalur Montong. Jika wisatawan memulai berjalanan dari terminal Tuban langsung menuju Montong, selanjutnya dilanjutkan ke kawasan Jojogan. Nah, Air terjun Nglirip terletak di antara Jalur Montong dan Jalur Jojogan.
Jalur kedua adalah melalui kawasan Jatirogo. Wisatawan dapat menaiki angkutan umum dari terminal Tuban, kemudian naik bus jurusan Jatirogo yang akan langsung menuju kawasan Jatirogo.
Setelah itu, wisatawan harus turun di warung Jojogan. Sekitar 1 kilometer (km), destinasi Air Terjun Nglirip dapat ditemui tidak jauh dari perempatan Jojogan.
Ragam Cerita Mitos di Balik Air Terjun Nglirip
Dibalik keindahannya, air terjun ini, meyimpan sebuah dua cerita mitos yang dipercaya oleh masyarakat sekitar. Untuk setiap pasangan, jika mereka mengunjungi air terjun ini, mereka akan putus dalam waktu kurang dari 40 hari.
Mitos lainnya, apabila ada calon pengantin yang berkunjung di sekitar Air Terjun Nglirip, biasanya hubungannya tidak akan bertahan lama. Cerita mitos ini bermula dari legenda masyarakat sekitar wisata alam ini.
Konon pada zaman dahulu kala, ada pasangan yang saling mencintai dari kelas atau kasta yang berbeda. Dikisahkan sang laki-laki merupakan keturunan dari kelas atas atau bangsawan. Sementara, pasangan perempuannya hanya gadis pedesaan dan putri petani desa.
Pasangan yang sedang jatuh cinta tersebut tidak disetujui oleh orang tua pihak laki-laki, karena itu akan mempermalukan keluarga bangsawan besar tersebut. Bahkan, ayah dari laki-laki tersebut memerintahkan pengawalnya untuk membunuh anaknya sendiri, karena tidak menuruti keinginan ayahnya.
Kematian sang kekasih membuat pasangannya menyingkir dari kehidupan, dan bersemedi didalam goa tersembunyi di balik Air Terjun Nglirip, sampai akhir hayatnya. Konon katanya arwah gadis itu yang membawa kutukan di air terjun tersebut.
Namun, ada pula cerita legenda lainnya di balik Air Terjun Nglirip, yang juga sering dikisahkan oleh warga sekitar. Cerita yang dimaksud, adalah terkait legenda Putri Nglirip.
Legenda Putri Nglirip merupakan kisah perkembangan kawasan wisata Air Terjun Nglirip. Dalam cerita legendaris yang berkembang di masyarakat, cerita tersebut mengisahkan sosok seorang putri yang kerap menunjukkan sosoknya dengan wajah cantik dan berpakaian ala putri kerajaan di masa lalu.
Sang putri juga digambarkan memiliki kebiasaan membatik disini, tentu saja bukan sembarang putri biasa. Karena merupakan makhluk dari alam gaib, ia dianggap sebagai penguasa dan penghuni kawasan air terjun tersebut.
Selain itu sang putri juga sering memperlihatkan wujudnya di kawasan hutan sekitar Air Terjun Nglirip.
Namun, ada legenda lain lagi yang ceritanya sedikit terbalik dari cerita di atas. Penduduk lokal sekitar Air Terjun Nglirip menceritakan bahwa legenda Nglirip berawal dari pertemuan salah satu Adipati Tuban di zaman sebelum Kerajaan Majapahit.
Kala itu sang adipati terpesona melihat kecantikan perawan desa anak dari tokoh sakti di desa tersebut. Gadis tersebut akhirnya dipinang dan dijadikan istri kesekian dari Adipati.
Meski menjadi istri adipati, ia tidak mau dan tidak tertarik dibawa ke pendopo kadipaten sebagai seorang putri kerajaan. Penyebabnya karena sang gadis tersebut juga memiliki kekasih dari rakyat jelata.
Namun, hubungan asmara ini ditentang orang tuanya, baik dari ibunya maupun ayahnya sang adipati. Sang gadis minggat dari rumah setelah mengetahui kekasihnya, yang konon bernama Joko Lelono, tewas dibunuh prajurit kadipaten atas perintah ayahnya.
Sang gadis pun akhirnya bertapa di salah satu goa dibalik air terjun ditengah hutan Air Terjun Nglirip. Putri yang patah hati ini menutup diri dan menolak ditemui oleh siapapun.
Hingga kini sesekali sang putri muncul tengah mengambil air di dasar air terjun Nglirip. Putri yang bertapa itu disebut Putri Nglirip. Menurut warga sekitar ia sangat tidak menyukai jika ada orang memadu kasih di sekitar air terjun.
Maka dari itu, Putri Nglirip akan marah jika rumahnya di sekitar goa Air Terjun Nglirip dipakai bermesra-mesraan. Bahkan, masyarakat Tuban tidak berani menginjakkan kaki di kawasan Nglirip dengan membawa pasangannya terutama calon pengantin, tidak berani berkunjung di sana.
Mengenai legenda tersebut, hingga saat ini masyarakat setempat masih mempercayai bahwa legenda tersebut berkaitan dengan keberadaan Putri Nglirip. Penduduk setempat percaya bahwa putri yang patah hati itu masih lajang.
Ia bisa beraktivitas secara alami karena sihir dan kekuatannya untuk memisahkan kedua pasangan. Kedua belah pihak lambat laun akan bosan dan kemudian putus.
Konon menurut masyarakat lokal, pada hari-hari tertentu di perairan Air terjun yang menyerupai relung bebatuan besar akan muncul seorang putri cantik sedang membatik.
Namun, ada versi lain dari masyarakat lokal, yang menceritakan seorang putri menawan bermain air di bawah Air Terjun Nglirip bersama dengan pengawalnya yang lain.