Harga Minyak Rendah, Husky Energy Pangkas Belanja Modal US$ 900 Juta

Image title
14 Maret 2020, 12:51
Ilustrasi, Blok Migas lepas pantai
Pertamina Hulu Energi
Ilustrasi, Blok Migas lepas pantai

Husky Energy Inc. memangkas belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2020 di tengah volatilitas pasar minyak dan gas (migas). Pemangkasan capex dilakukan karena ada serangkaian penundaan dalam bisnis hulu migas Husky Energy di Tiongkok, Indonesia dan Kanada.

Mengutip Offshore Engineer, Jumat (13/3), Husky Energy memutuskan memangkas capex tahun 2020 hingga US$ 900 juta. Artinya, tahun ini perusahaan memperkirakan capex berada di kisaran US$ 1,75 juta hingga US$ 1,9 juta, dari sebelumnya sekitar US$ 2,6 juta hingga US$ 2,8 juta.

"Mengingat kondisi pasar saat ini, Husky Energy akan memulai pengurangan atau menutup produksi, jika mengalami kas negatif berdasarkan basis biaya variabel harga saat ini," ujar Chief Executive Officer Husky Energy Rob Peabody, dalam keterangan resminya, Kamis (12/3).

(Baca: SKK Migas Desak Chevron Mengebor Blok Rokan Tahun Ini)

Husky Energy memutuskan menunda pengembangan lapangan migas di Tiongkok dan Indonesia. Di Tiongkok, pengembangan ladang minyak Blok 15/33 ditunda setahun. Sementara di Indonesia, pengembangan lapangan gas MDA-MBH yang terletak di Wilayah Kerja (WK) Madura Straits, juga mengalami penundaan selama setahun.

Di Indonesia, Husky Energy bersama dengan CNOOC International mengelola Lapangan BD, Lapangan gas MDA-MBH dan Lapangan gas MDK, yang terletak di WK Madura Straits. Keduanya memiliki hak partisipasi sebesar 40% dan membentuk joint venture Husky-CNOOC Madura Limited sebagai operator.

Per 31 Desember 2019, produksi gas Lapangan BD tercatat mencapai rata-rata 66 million standard cubic feet per day (MMscfd) dengan produksi likuid mencapai 5.100 barrel per day (bpd).

Rencananya Husky Energy bersama dengan CNOOC akan mengembangkan Lapangan MDA-MBH, dengan estimasi produksi tahun ini sebesar 120 MMscfd yang akan dijual ke PT Petrokimia Gresik, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Pertamina Gas. Namun, target produksi kemudian diundur menjadi tahun 2021.

(Baca: SKK Migas Lengkapi Data Lapangan Migas Demi Tarik Investasi)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...