Pertamina EP Sebut Masih Ada Gap Antara Produksi dan Lifting Migas
Anak perusahaan Pertamina, Pertamina EP (PEP), menyatakan produksi minyak dan gas (migas) mengalami peningkatan. Namun, angka lifting atau produksi siap jual belum sesuai harapan.
Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf menjelaskan, angka produksi minyak Pertamina EP hingga Juni mencapai 85 ribu barel per hari (BOPD), sesuai target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019. Sedangkan produksi gas meningkat menjadi rata-rata 967 MMscfd per Juni.
“Tapi masih ada gap dengan angka lifting. Angka lifting sampai dengan Juni masih rekonsiliasi," kata Nanang saat dihubungi Katadata.co.id, Senin (1/7).
(Baca: Pertamina Klaim Investasi Hulu Migas Beberapa Proyek Tembus 95% Target)
Perusahaan tengah berkoordinasi dengan berbagai pihak, guna menggenjot lifting migas, seperti Integrated Supply Chain Pertamina dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
Sebelumnya, untuk mendukung target produksi dan lifting tahun ini, Pertamina EP menyatakan telah melakukan pengeboran 99 sumur, work over 267 sumur, dan 1.081 pekerjaan well intervention. Ada juga percepatan produksi melalui Put on Production (POP) di tiga sumur dari tiga struktur (Akasia Maju-Oil, Kayu Merah-Gas, dan Haur Gede-Gas).
(Baca: Dorong Lifting Lapangan Sukowati, Pertamina Kerja Sama dengan Kemenhub)
Selain itu, optimasi produksi dilakukan melalui penerapan Full Development Secondary Recovery di struktur Rantau, Jirak, Ramba, Belimbing, dan Tertiary Recovery di struktur Tanjung, serta menurunkan peluang hilangnya produksi akibat penghentian fasilitas yang tidak terencana menjadi maksimum 330 BOPD.
Upaya lainnya adalah dengan reaktivasi sumur Poleng dan X-Ray, serta upaya well intervention sumur-sumur eks pengeboran 2018, serta upaya monetisasi gas dari Struktur Sei Gelam, Sengetti, Haur Gede, Kayu Merah, North KedungTuban, Tapen, Suci dan Trembul.