Smelter Freeport di Gresik Dipastikan Mulai Beroperasi 2022
PT Freeport Indonesia (PTFI) menargetkan pabrik pengolahan dan pemurnian miliknya di Gresik, Jawa Timur bisa mulai beroperasi pada 2022. Hingga Februari 2019, progres pembangunan smelter Freeport telah mencapai 3,86%.
Direktur Utama PT Freeport Indonesia Tony Wenas menjelaskan, sebagian lahan untuk membangun smelter telah siap. Selanjutnya akan dilakukan pemadatan secara paralel di lahan inti sekitar 35 hektare (ha).
"Sekitar 35 hektare dilakukan pemancangan paku bumi sambil menunggu kesiapan lahan lainnya," ujar Tony, dalam keterangan pers, Minggu (6/5).
Rencananya, smelter tersebut akan mengelola dua juta ton konsentrat, dan membutuhkan dana investasi sekitar US$ 2,8 miliar. Menurut Tony, banyak lembaga keuangan berminat membiayai proyek itu, baik dalam maupun luar negeri.
Pembangunan smelter ini sejalan dengan Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu bara (Minerba), agar tidak mengekspor bahan mentah, perusahaan tambang diwajibkan melakukan pemurnian untuk meningkatkan nilai tambah produk hasil pertambangan.
(Baca: Menteri Jonan Minta Masyarakat Buang Perasaan Freeport Milik Asing)
Melalui tim pengawasan independen (independent verificator), pemerintah akan mengevaluasi progres pembangunan dalam rentan waktu enam bulan sekali. Jika tidak mencapai target yang telah ditentukan setiap enam bulan, maka izin ekspor perusahaan tersebut akan dicabut.