BRMS Raih Laba Rp 1,15 miliar pada Kuartal I 2019
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) membukukan laba bersih pada kuartal I 2019 sebesar US$ 81.723 atau setara dengan Rp 1,15 miliar (dengan kurs Rp 14.160 per US$ 1). Sedangkan, pada periode yang sama tahun lalu BRMS mencatatkan kerugian sebesar US$ 4,69 juta atau sekitar Rp 66,4 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2018 yang dirilis pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan BRMS tercatat US$ 1,26 juta, meningkat 52% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 825.000. Penghasilan bunga BRMS juga meningkat, dari US$ 2.625 pada kuartal I 2018 menjadi US$ 28.035 pada kuartal I 2019, meningkat 968%.
Dari sisi beban, BRMS juga mencatatkan hasil yang positif, dimana perseroan berhasil menekan beban usaha dan beban keuangan. Beban usaha BRMS tercatat sebesar US$ 1,06 juta, turun 36,6% dari besaran beban usaha periode yang sama tahun lalu, sebesar US$ US$ 1,67 juta.
(Baca: Bumi Resources Targetkan Produksi Emas di Sulawesi Tengah Tahun Depan)
Sementara, beban bunga dan keuangan tercatat turun drastis. Dari US$ 3,78 juta pada kuartal I 2018 menjadi US$ 7.779 pada kuartal I 2019. Penurunan beban keuangan dan bunga yang drastis ini disebabkan karena BRMS telah melunasi pinjaman dari Credit Suisse.
Terkait aksi korporasi, tahun ini BRMS memulai produksi tambang emas di Palu, Sulawesi Selatan melalui anak usahanya PT Citra Palu Mineral. Izin produksi proyek tambang ini telah diperoleh akhir 2017, dengan 30 tahun masa izin produksi dan tiga tahun izin konstruksi.
"Proyek tambang emas di Palu sesuai jadwal pada kuartal IV 2019," ujar Director and Investor Relation BRMS Herwin Hidayat, Kamis (11/4).
Selain itu, BRMS bersama dengan NFC China telah memulai pekerjaan pembangunan infrastruktur dan segera memasuki tahap produksi dari proyek tambang seng dan timah hitamnya di Dairi, Sumatera melalui anak usahanya PT Dairi Prima Mineral tahun 2021. Izin produksi proyek tambang ini juga diperoleh pada akhir 2017, dengan 30 tahun masa izin produksi dan tiga tahun izin konstruksi.
BRMS juga tengah mengkaji kemungkinan untuk mempercepat rencana produksi tambang tembaganya di Gorontalo, di Sulawesi melalui anak usahanya PT Gorontalo Minerals dari jadwal awal pada 2022.
(Baca: Anak Usaha Bumi Resources Minerals Peroleh Izin Tambang di Gorontalo)
Sepanjang 2018, BRMS telah mencatat sejumlah perbaikan kinerja keuangan. Salah satunya terkait proses divestasi saham perseroan di DPM untuk proyek seng dan timah hitam ke NFC China yang membuat perusahaan berhasil meraup dana segar sebesar US$ 198 juta atau sekitar Rp 2,9 triliun kala itu.
Perusahaan juga menyebut berhasil melunasi pinjaman ke pihak ketiga dengan dana hasil penjualan saham di DPM ke NFC. Sehingga pinjaman ke pihak ketiga turun sebesar 60% pada 2018 dibanding tahun sebelumnya.