14 Wilayah Berpotensi Hasilkan Cadangan Migas Baru
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat ada 14 wilayah yang berpotensi memiliki cadangan migas . Ini merupakan hasil pengeboran eksplorasi migas sepanjang 2018.
Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Arizon Suardin mengatakan 14 temuan itu tersebar di beberapa daerah. Dari 14 temuan itu terdiri dari temuan minyak dan gas. Estimasi cadangan sumber daya yang diperoleh adalah sebesar 803 MMBO untuk minyak dan 1,591 BCFG untuk gas. "Ini cukup besar," kata dia di Jakarta,Rabu (17/1).
Mengacu data SKK Migas, untuk temuan minyak yakni terdiri dari, Pertama, Kumis-2 oleh PHE Siak di blok Siak. Estimasinya bisa memproduksi sebesar 72 bph minyak dari hasil uji. Kedua, KKX-1 di Blok ONWJ, hasil uji dari pengeboran bisa menghasilkan minyak sebesar 415,5 bph. Ketiga, Akasia Maju-1 di area Jawa Indonesia diperkirakan bisa menghasilkan gas 0,44 mmscfd dan minyak 1.296 bph.
Keempat, PHR-001 oleh Pertamina EP di area Jawa Indonesia. Hasil uji menunjukkan bisa menghasilkan gas 0,015 mmscfd dan minyak 172 bph. Kelima, TKBY-2 oleh Saka di Blok Pangkah dengan hasil uji pengeboran bisa menghasilkan 698 bph minyak. Keenam, Taubah-1 oleh Petronas di Blok North Madura II dengan hasil uji bisa menghasilkan sekitar 180,8 bph minyak. Ketujuh, SE Sembakung oleh JOB Medco di Blok Simenggaris. Dari hasil uji bisa menghasilkn sekitar 3,5 bph minyak dan 0,18 mmscfd gas.
Kedelapan, Nowera -1 di Blok South Sumatra yang bisa memproduksi gas 4,1 mmscfd dari hasil uji. Kesembilan,SW Bawal -1 oleh Medco E&P di blok South Natuna Sea B dengna hasil uji pengeboran 7 mmscfd gas.
Kesepuluh, Brajanata-1 oleh Pertamina EP di Kalimantan Indonesia, dengan gas yang bisa diproduksikan 0,2 mmscfd. SKK Migas mencatat, untuk sumur Brajanata, PHE N-7, Taubah-1 dan SE Sembakung sudah dibor sejak 2017 namun baru dilakukan uji pengeboran pada tahun 2018.
(Baca: Turun Sejak 2010, Cadangan Minyak Sentuh Level Terendah)
Kesebelas, Merakes East-1 oleh Eni di Blok East Sepinggan, tapi belum ada hasil tesnya. Kemudian, Wolai-1 di yang dibor Pertamina EP di Sulawesi Indonesia, yang bisa memproduksikan 12,93 mmscfd gas. Lalu ada, PHE N-7 di blok WMO yang bisa menghasilkan gas 13,25 mmscfd. Terakhir, Paus Biru-1 oleh Santos di blok Sampang yang bisa menghasilkan gas 11,2 mmscfd.