Harga Lebih Murah, Konsumsi BBM Premium Naik Selama Natal & Tahun Baru

Anggita Rezki Amelia
8 Januari 2019, 18:37
Premium pertamina
Arief Kamaludin|KATADATA
Petugas SPBU mengisikan bahan bakar jenis premium kepada kendaraan pelanggan di Jakarta.

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Pertamina Dex naik selama libur Natal 2018 dan tahun baru 2019. Peningkatan konsumsi Premium karena bahan bakar beroktan 88 itu sudah diperluas.

Dari data Satuan Tugas (Satgas), rata-rata konsumsi Premium mulai 18 Desember 2018 hingga 8 Januari 2019, mencapai 33.990 Kiloliter (KL) dengan nilai tertinggi 40,3 ribu KL dan terendah 21,7 ribu KL. Capaian itu meningkat sekitar 8% dari konsumsi pada hari normal sekitar 31.267 KL.

Anggota Komite BPH Migas Muhammad Ibnu Fajar mengatakan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 43 tahun 2018 yang mewajibkan penjualan Premium di Jawa, Madura dan Bali (Jamali) menyebabkan konsumsi meningkat. "Karena ada Peraturan Presiden yang baru. Dulu, Premium hanya berlaku di luar Jamali, sekarang Jawa masuk," kata dia di Jakarta, Selasa (8/1).

Selain Premium, rata-rata konsumsi Pertamina Dex meningkat 4,7% dari hari normal. Penyebabnya karena selama liburan, banyak masyarakat menggunakan mobil pribadi dan mengkonsumsi  Solar nonsubsidi.

Berbeda dengan Premium dan Pertamina Dex, konsumsi Pertalite justru turun 15,% dari konsumsi harian normal. Pertamax dan AKR 92 juga turun 2,7% dari konsumsi harian normal. Pertamax Turbo  turun 7,7%, Dexlite turun 53,2%, minyak tanah turun 4,4%, dan Avtur turun 4,4%.

Satgas juga mencatat ada penurunan konsumsi elpiji selama natal dan tahun baru. Penyaluran elpiji kepada rumah tangga turun 3,2%  menjadi 20.631 MT dari kondisi normal 28 ribu MT.

Direktur BBM Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi ( BPH Migas) Patuan Alfon Simanjuntak mengatakan penyebab beberapa konsumsi BBM turun karena masyarakat minati Premium. “Salah satunya juga karena harga Premium juga,” ujar dia.

Anggota Komite BPH Migas Henry Ahmad mengatakan meski ada penurunan, tapi selama masa tugas 22 hari itu tidak ada kelangkaan BBM dan elpiji. Ini karena ada tambahan pasokan seperti Premium stoknya mencapai 21 hari, Pertalite 22 hari, Solar 24 hari, Pertamax Turbo 77 hari, Pertamax 26 hari, Pertamina Dex 29 hari, Dexlite 27 hari, Avtur 30 hari, dan elpiji 19 hari. “Tidak ada masalah langka," kata dia.

Di sisi lain, selama satgas bertugas tercatat adanya bencana seperti musibah gempa dan tsunami Selat Sunda pada 22 November 2018 lalu. Musibah ini ikut memberi dampak terhadap penyaluran BBM dan Elpiji selama masa satgas di area Banten.

Dari data BPH Migas, akibat musibah tsunami itu terdapat 1 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) milik AKR di Sumur Pandeglang Banten yang belum beroperasi hingga kini dan masih dalam proses pembenahan. Selain itu, ada kerusakan fasilitas elpiji akibat tsunami di Banten yakni Marine Loading Arm (MLA).

(Baca: Tsunami Selat Sunda Sebabkan Puluhan Hotel Sekitar Carita Rusak Parah)

Fasilitas ini berfungsi membongkar elpiji dari kapal ke tangki penyimpanan. Fasilitas itu diperkirakan akan beroperasi kembali 15 Januari 2019.

Reporter: Anggita Rezki Amelia

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...