Aramco Tetap Minat, Perusahaan Patungan Kilang Cilacap Terbentuk 2019
PT Pertamina (Persero) menyatakan pembangunan Kilang Cilacap di Jawa Tengah akan memasuki babak baru. Ini karena perusahaan akan segera membentuk perusahaan patungan dengan mitranya Saudi Aramco dalam mengembangkan proyek anyar itu.
Corporate Secretary Pertamina Syahrial Mukhtar mengatakan saat ini pihaknya dan Saudi masih memfinalisasi hitung-hitungan nilai aset Kilang Cilacap. Aset tersebut akan dimasukkan ke dalam perusahaan patungan.
Dalam perhitungan itu memang ada perbedaan metode. Akan tetapi, menurut Syahrial, perbedaan nilai aset dari hasil hitungan Pertamina dan Saudi merupakan hal yang normal terjadi dalam bisnis.
Pertamina dan Saudi pun segera menyepakati nilai asetnya. Setelah itu perseroan akan membentuk perusahaan patungan.
Meski belum sepakat nilai valuasi aset saat ini, namun Syahrial memastikan Saudi tetap berkomitmen menjadi mitra Pertamina untuk membangun Kilang Cilacap. "Semua masih konsisten. Tahun depan pun harus bisa kita mulai (bentuk perusahaan patungan)," kata dia di Jakarta, Senin (17/12).
Adapun hak kelola Saudi Aramco dan Pertamina di proyek anyar itu tidak berubah. Perinciannya, Pertamina mengempit 55% hak kelola, dan sisanya 45% oleh Saudi Aramco.
Proyek pembangunan Kilang Cilacap sempat sorotan Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman, di sela-sela pertemuan G-20 di Buenos Aires, Argentina, awal bulan ini. Salman sempat menggelar pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang salah satunya membahas kilang tersebut.
Pangeran Muhammad bin Salman atau yang sering disebut MBS itu meminta pemerintah Indonesia mempercepat pembangunan kilang senilai US$ 6 miliar tersebut. Kalla mengatakan, kendala berada di RI yang belum menyiapkan lahan. "Mereka minta dipercepat untuk dimulai," kata Kalla dalam laman Wapresri.go.id, Senin (3/12).
September lalu, Pertamina telah mengirimkan surat kepada manajemen Saudi Aramco untuk meminta kejelasan mengenai kelanjutan proyek kilang minyak di Cilacap. Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Gigih Prakoso pada waktu itu mengatakan, Pertamina merasa nasib proyek tersebut digantung Saudi Aramco. Ini karena perusahaan asal Arab Saudi ini tidak kunjung memberi keputusan kelanjutan kemitraan kedua perusahaan.
(Baca: Kilang Cilacap Terganjal Perbedaan Hitungan Aset)
Sebagaimana diketahui, proyek Kilang Cilacap mulai dibahas sejak empat tahun lalu. Proyek ini dimulai dengan ditandatanganinya nota perjanjian atau Head of Agreement (HoA) antara Saudi Aramco dengan Pertamina pada 26 November 2015. Proyek modifikasi Kilang Cilacap ini awalnya ditargetkan selesai 2021. Namun Pertamina mengatur ulang jadwal tersebut hingga 2023.