Capai Level Tertinggi, Harga Minyak Indonesia pada Oktober US$ 77,56

Image title
5 November 2018, 21:18
Rig
Katadata

Harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) periode Oktober 2018 meningkat 3,5% dari bulan sebelumnya. Bahkan harga tersebut menjadi yang tertinggi sejak awal tahun 2018.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, ICP periode Oktober mencapai US$ 77,56 per barel. Padahal periode September hanya US$ 74,88 per barel.

Sedangkan jika dirinci sejak awal tahun, ICP Januari hanya US$ 65,59 per barel. Kemudian, Februari turun ke US$ 61,61 per barel. Naik lagi bulan Maret menjadi US$ 61,87 per barel. Terus naik jadi US$ 67,43 di April 2018. Periode Mei mencapai US$ 72,46 per barel.

Namun, setelah mencapai titik tertinggi di Mei 2018, sebulan berikutanya turun menjadi US$ 70,36 per barel dan Juli US$ 70,68 per barel. Lalu di Agustus turun ke bawah US$ 70 per barel, atau US$ 69,36 per barel.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan ada beberapa faktor penyebab harga minyak periode November 2018 meningkat. “Banyak pengaruhnya seperti geopolitik, akses, dan kapasitas produksi. ICP selalu menyesuaikan harga pasar dan kualitas minyaknya,” ujar dia di Jakarta, Senin (5/11).

Sementara itu, harga minyak jenis Minas (Sumatran Light Crude/SLC) periode Oktober naik jadi US$ 78,09 per barel. Sedangkan, pada bulan lalu haganya US$ 75,38 per barel. Bulan Agustus hanya US$ 70,02 per barrel.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro pernah mengatakan, kenaikan harga minyak yang tinggi akan relatif tidak menguntungkan Indonesia. Ini karena Indonesia sudah menjadi net importir sejak tahun 2002. “Indonesia perlu berhati-hati,” kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (11/5).

Efek pertama yang akan dirasakan Indonesia akibat kenaikan harga minyak mentah  adalah membengkaknya subsidi energi di luar kapasitas fiskal. Kedua, kebutuhan devisa impor makin besar. Ketiga, nilai tukar berpotensi semakin terdepresiasi.

(Baca: Enam Efek Domino yang Harus Diwaspadai Akibat Naiknya Harga Minyak)

Keempat, harga barang dan jasa akan berpotensi semakin mahal. Kemudian, efek kelima, inflasi akan semakin meningkat. Keenam, daya saing produksi dan jasa makin melemah.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...