Pembangkit Batu Bara Rusak, PLN Tambah Pasokan Gas
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) menambah pasokan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) tahun ini. Penyebabnya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara banyak yang mengalami kerusakan. Alhasil, PLN menggunakan pembangkit berbahan bakar gas.
Kepala Divisi Pengadaan Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi PLN Chairani Rachmatullah mengatakan perusahaannya menambah pasokan gas hingga 4,7 kargo. Perinciannya, 2,7 kargo dari PT Badak NGL di Bontang, Kalimantan Timur, 1 kargo dari Proyek Tangguh di Papua Barata dan satu kargo lagi dari PT Donggi-Senoro LNG (DSLNG) di Sulawesi Tengah.
Kargo-kargo ini untuk kebutuhan PLN hingga akhir tahun ini. "LNG bertambah karena ada kerusakan dari Independent Power Producer/IPP," kata Chairani di Jakarta, Kamis (1/11).
Pembangkit yang rusak itu salah satunya adalah PLTU Paiton unit 6 di Probolinggo, Jawa Timur. Untuk itu, PLN mengandalkan pembangkit berbahan bakar gas agar suplai listrik ke masyarakat tidak terganggu.
Kepala Divisi Monetisasi Minyak dan Gas Bumi SKK Migas Waras Budi Santosa mengatakan gas yang dikontrak PLN sebesar 4,7 kargo itu merupakan jatah dari gas belum berkontrak (uncomitted cargo) tahun ini. Jadi, hingga akhir tahun tidak ada gas yang tidak memiliki pembeli tahun ini.
(Baca: Pembangunan Fasilitas Regasifikasi Indonesia Stagnan Selama Enam Tahun)
SKK Migas memberi alokasi LNG untuk PLN tahun ini sebesar 51 kargo. Dari jumlah tersebut, 31 kargo berasal dari Bontang, dan 20 kargo dari Tangguh. Namun, jumlah itu bisa meningkat tergantung kebutuhan dan kondisi pembangkit. "Rutin per tahun begitu," kata Waras.