NuEnergy Pangkas Biaya Blok Tanjung Enim di Proposal Revisi
NuEnergy, selaku operator sudah menyelesaikan revisi proposal pengembangan pertama (Plan of Development/PoD I) Blok nonkonvensional Tanjung Enim. Dengan revisi ini biaya akan ditekan.
Chief Operating Officer NuEnergy Unggul Setyatmoko mengatakan proposal tersebut sudah diserahkan ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). "Biaya lebih diefisiensikan dengan menggunakan material yang fit for purpose untuk Gas Metana Batubara (CBM)," kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (21/9).
Sayangnya, Unggul belum bisa merinci berapa nilai proyek yang dipangkas dalam revisi proposal itu. Yang jelas, biaya yang diefisiensikan terkait penggunaan material pada pengerjaan proyek nantinya.
Revisi proposal itu untuk memperbaiki keekonomian kontraktor dan pemerintah terhadap proyek tersebut. Proposal yang sudah direvisi itu akan dievaluasi SKK Migas, kemudian diserahkan ke Menteri ESDM untuk memperoleh persetujuan.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Ediar Usman pernah mengatakan pemerintah meminta NuEnergy merevisi proposalnya untuk memperbaiki nilai investasi proyeknya. “Koreksi sedikit saja. Kontraktor sudah dipanggil oleh Ditjen Migas agar ada efisiensi,” kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (10/9).
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto menargetkan persetujuan PoD Tanjung Enim bisa disetujui bulan ini. “Saya selesaikan ini dulu, lalu disetujui Pak Menteri kemungkinan selesai bulan depan (September),” kata Djoko di Jakarta, Rabu (29/8).
Jika PoD I Tanjung Enim ini direstui, hal ini akan menjadi momentum sejarah produksi gas dari batu bara (CBM). Harapannya, langkah tersebut bisa diikuti dengan produksi blok jenis CBM lainnya yang berjumlah 54 blok.
(Baca: Tanjung Enim Siap Ukir Sejarah Jadi Blok CBM Pertama yang Berproduksi)
Total cadangan gas nonkonvensional di Blok Tanjung Enim mencapai 127,93 BSCF. Blok ini bisa berproduksi kurang lebih 97,42 BSCF untuk 15 tahun ke depan. Tanjung Enim diperkiraan beroperasi pada 2020 dan gas mengalir setahun berikutnya.