Pertamina Akan Jual Surat Utang Dolar untuk Biayai Blok Rokan
PT Pertamina (Persero) berencana menerbitkan global bond (surat utang berdenominasi Dolar Amerika Serikat). Tujuannya untuk membiayai alih kelola Blok Rokan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan penerbitan global bond ini karena Pertamina harus membayar bonus tanda tangan Blok Rokan sebesar US$ 783 juta. Jadi, perusahaan pelat merah itu butuh dana dalam bentuk dolar.
Dengan penerbitan global itu, harapannya bisa mendapatkan dana dari bank luar negeri. Apalagi pinjamannnya dalam bentuk mata uang Dolar Amerika Serikat. “Kami akan menarik pinjaman jangka menengah. Kami sedang menjajaki global bond,” ujar dia di Jakarta, Rabu (12/9).
Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman tidak membantah rencana penerbitan global bond tersebut. “Karena sifat investasinya yang memang jangka panjang kami mempertimbangkan untuk mengeluarkan utang jangka panjang,” kata dia kepada Katadata.co.id, Rabu (12/9).
Selain bonus tanda tangan, Pertamina harus membayar jaminan pelaksanaan sebelum menandatangani kontrak. Jaminan pelaksanaan yang harus dibayar sebesar 10% dari komitmen pasti sebesar US$ 500 juta.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan kontrak baru Blok Rokan bisa diteken tahun ini. Dengan begitu, Pertamina bisa investasi lebih awal di blok tersebut. Tujuannya untuk menjaga produksi. Adapun kontrak Blok Rokan berakhir tahun 2021.
Tahun depan, produksi siap jual (lifting) minyak bumi blok yang dikelola PT Chevron Pacific Indonesia ini hanya bisa 180 ribu barel per hari (bph). Padahal, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, target lifting sebesar 213.551 bph.
(Baca: Kontrak Baru Blok Rokan Diteken Tahun Ini)
Sementara itu dari data SKK Migas, hingga Juli 2018, lifting minyak Blok Rokan baru 98,41% dari target APBN atau 210.153 bph. Hingga akhir tahun lifting minyak di blok ini diprediksi hanya mencapai 206.710 bph.