Proyek Pipa Bakrie yang Mangkrak 12 Tahun Hidup Lagi dengan Skema Baru
Proyek pipa transmisi gas bumi Kalimantan Jawa (Kalija) II yang digarap PT Bakrie&Brothers Tbk mulai berjalan lagi. Proyek yang sudah mangkrak sejak tahun 2006 itu akan dijalankan dengan skema baru.
Anggota Komite Gas Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Jugi Prajogio mengatakan proyek pipa itu akan berubah menjadi trans Kalimantan, yang mengalirkan gas di Kalimantan. Awalnya pipa ini akan dibangun untuk mengalirkan gas di Kalimantan ke Pulau Jawa.
Perubahan ini karena tidak ada konsumen. Apalagi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengklaim kebutuhan gas sudah tercukupi dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. “Kalau offshore kan agak berat. Kami di Komite berpikir di trans kalimantan, dari Bontang sampai ke Kalimantan Selatan,” kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (13/8).
Nantinya, Bakrie akan menggandeng PT Pertamina Gas (Pertagas) sebagai badan usaha yang mengangkut gas tersebut (shipper). Artinya Pertagas yang mengupayakan mendapatkan alokasi gas dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas.
Kedua belah pihak masih membahas mengenai perjanjian angkutan gas (Gas Transportation Agreement/GTA). "Kalau bisa satu sampai dua bulan ke depan ada GTA antara Pertagas dan Bakrie," kata Jugi.
Pasokan gas nantinya berasal dari kontraktor kontrak kerja sama yang mengelola lapangan minyak dan gas bumi di sekitar Kalimantan Timur. Kemudian, pembelinya adalah Kilang Balikpapan. Volumenya sekitar 60 hingga 70 mmscfd.
Bakrie & Brothers mendapatkan proyek pipa gas Kalimantan Jawa pada 27 Juli 2006 melalui Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Migas Nomor 042/Kpts/PL/BPH/Kom/VII/2006. Perusahaan yang terafiliasi dengan Bakrie Grup tersebut mendapatkan proyek itu melalui lelang.
Proyek Kalija ini terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama sudah mendapatkan gas dari Lapangan Kepodang.
(Baca: Dua Proyek Pipa Terancam Kekurangan Pasokan Gas)
Rencana awalnya, Kalija II akan memiliki panjang 1.155 kilometer (km) yang menghubungkan Bontang, Kalimantan Timur-Mangkang, Semarang, Jawa Tengah. Namun, terkendala karena tidak ada pasokan gas, dan tidak dapat memberikan daftar calon pengguna gas.