Jadi Pemain Baru, ExxonMobil Jual BBM Lebih Mahal daripada Pertamina

Anggita Rezki Amelia
26 Juni 2018, 15:48
ExxonMobil
Arief Kamaludin|KATADATA

ExxonMobil menjadi pendatang baru di bisnis Bahan Bakar Minyak (BBM). Namun, harga yang dipatok perusahaan asal Amerika Serikat ini masih lebih mahal daripada yang dijual di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik PT Pertamina (Persero).

Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) Muhammad Ibnu Fajar mengatakan sebagai tahap awal, mereka membangun lima unit SPBU mini di beberapa titik di Purwakarta.  "SPBU mini Exxon di Purwakarta itu permanen, kebetulan mulai beroperasi sebelum lebaran," kata dia kepada katadata.co.id, Senin (25/6).

BBM yang dijual ExxonMobil memiliki oktan 92 atau setara Pertamax milik Pertamina. Adapun harga jualnya dan sudah disetujui Kementerian ESDM yakni Rp 9.500 per liter.  

Harga itu lebih mahal daripada Pertamax yang dijual Rp 8.900 per liter. Itu juga di atas harga Akra 92 milik PT AKR Corporindo Tbk yang dipatok sebesar Rp 9.200 per liter, dan produk PT Vivo Energy Indonesia, Revvo 92, sebesar Rp 9.400 per liter.

Namun, harga itu lebih murah dari BBM Super milik PT Shell Indonesia yang dipatok Rp 9.600 per liter. Kemudian setara dengan Performance 92 yang dijual PT Total Oil INdonesia sebesar Rp 9.500 per liter.

ExxonMobil memiliki bisnis lainnya di sektor retail BBM. Vice President Public & Government Affairs ExxonMobil Indonesia Erwin Maryoto pernah mengatakan ada dua bisnis di sektor BBM yang tengah digarap perusahaannya. Pertama adalah mengenai distribusi BBM di Jawa.

Untuk bisnis distribusi BBM di Pulau Jawa itu, ExxonMobil menggandeng Indomobil Prima Energi atau Grup Salim. Jadi, nantinya ExxonMobil akan memasok BBM yang berasal dari Singapura ke Indomobil Prima Energi. Kemudian perusahaan Grup Salim itu akan memasoknya ke industri. “Kami sudah tandatangan kontrak kerja sama dengan Indo Prima Energy,” kata dia di Jakarta, Kamis (3/5).

Selain itu, ExxonMobil juga akan bisnis sewa terminal BBM di Balikpapan dengan menggandeng Karingau Gapura Terminal Energi yang merupakan anak usaha Indika Energy. Kapasitas terminal BBM itu mencapai 100 juta liter.

Adapun jangka waktu sewa ini berlaku 20 tahun sejak diteken April lalu dengan opsi perpanjangan 10 tahun lagi. Nilai kontraknya kurang lebih US$ 108 juta.

Nantinya minyak untuk memasok terminal itu berasal wilayah Asia Pasifik seperti Singapura dan Thailand. Kemudian akan dipasarkan ke industri di Kalimantan.

(Baca: ExxonMobil Gandeng Grup Salim dan Indika Bisnis BBM)

Menurut Erwin, dengan kerja sama ini, terminal itu akan dibangun oleh Indika. Ini sejalan dengan upaya pemerintah mendorong pembangunan penyimpanan BBM di daerah-daerah. "Itu membantu pemerintah menciptakan energy security,” ujar dia beberapa waktu lalu.

Reporter: Anggita Rezki Amelia

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...