Dua Proyek Pipa Terancam Kekurangan Pasokan Gas
Pasokan gas merupakan salah satu hal penting dalam proyek pipa. Namun, saat ini ada beberapa proyek pipa gas yang terancam kekurangan pasokan. Sehingga bisa menjadi kendala dalam pelaksanaan proyek tersebut.
Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH) Migas Fanshurullah Asa mengatakan salah satu proyek yang terkendala pasokan gas adalah pipa transmisi Cirebon-Semarang. Proyek ini digarap oleh Rekayasa Industri (Rekind) sejak 2015.
(Baca: Pembangunan Pipa Gas Cirebon-Semarang Dimulai Bulan Depan)
Namun, hingga kini proyek tersebut masih jalan di tempat akibat pasokan gas. Rencananya pasokan dari proyek tersebut berasal dari Lapangan Jambaran Tiung Biru. Namun sampai sekarang masih terbentur keekonomian harga jual gasnya.
Untuk itu, Rekind akan memberikan jawaban kepada BPH Migas dan Direktorat Jenderal Migas mengenai kelanjutan membangun pipa ruas transmisi Cirebon-Semarang. "Kami sudah minta deadline-nya ke Rekind hingga 15 September 2017 untuk menentukan sikap," kata dia di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/7).
Selain proyek baru, kekurangan pasokan juga mengancam pipa yang sudah dibangun seperti Kalimantan - Jawa (Kalija) sudah beroperasi pada 2015 lalu. Pasokan gas untuk proyek ini berasal darai Lapangan Kepodang yang dikelola Petronas.
Namun saat ini pipa tersebut akan terancam penurunan pasokan karena perusahaan migas asal Malaysia itu menyatakan keadaan kahar di lapangan tersebut. Alhasil, penurunan cadangan gasnya diperkirakan lebih cepat dari yang ada di rencana pengembangan lapangan (Plan of Development/PoD).
(Baca: Petronas Deklarasikan Kondisi Kahar di Lapangan Kepodang)
Fanshurullah mengatakan saat ini pihak PT Kalimantan Jawa Gas (KJG) sebagai operator pipa Kalija I meminta keadaan kahar itu ditetapkan konsultan mandiri yang ditunjuk bersama para pihak, kemudian diperiksa dan disetujui oleh SKK Migas. "BPH Migas segera mengkaji permasalahan keadaan kahar penurunan tetap cadangan dari Lapangan Kepodang," ujar dia.
Kondisi itu pun mendapat perhatian dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Anggota Komisi VII DPR RI Harry Poernomo mempertanyakan kajian pemerintah ketika tender proyek pipa dilakukan. "Saya tidak tahu sejarahnya bagaimana bisa terjadi tender pipa sedemikian strategis tapi tidak ada kepastian gas," ujar dia di Jakarta, Senin (17/7).
(Baca: Pasokan untuk Pembangkit Listrik Minim, 18 Kargo Gas Belum Terjual)
Harry pun meminta BPH Migas sebagai penanggung jawab terkait proyek tender pipa gas dapat menyelesaikan masalah pasokan gas tersebut dengan SKK Migas. Menurut dia pasokan gas yang tidak pasti menjadi hal yang fatal dalam proses tender pipa.