Hingga Juli, Realisasi BBM Satu Harga Masih 29% dari Target
Hingga Juli ini, PT Pertamina (Persero) mencatat realisasi program Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga baru mencapai 29% dari target. Padahal hingga akhir tahun targetnya sudah ada 54 titik yang bisa menikmati harga BBM yang sama.
Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan hingga Juli ini ada ada 16 lembaga penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga yang beroperasi. Ini menyusul empat lembaga yang baru berjalan bulan ini.
(Baca: Pertamina dan AKR Dapat Penugasan BBM Satu Harga)
Empat lembaga penyalur tersebut meliputi Halmahera Selatan di Maluku Utara, Pulau Kabaruan, Pulau Karakelang di Sulawesi Utara, dan Seram Bagian Barat di Maluku. "Lembaga penyalur di empat titik ini diharapkan dapat mendorong perekonomian masyarakat setempat," kata dia melalui siaran resminya, Senin (17/7).
Dengan beroperasinya empat lembaga penyalur ini, berarti harga BBM di daerah tersebut akan sama dengan yang sudah ditetapkan pemerintah, yakni Rp 6.450 per liter untuk Premium dan Solar Rp 5.150 per liter. Awalnya harga BBM di kawasan tersebut sekitar Rp 15.000-25.000 per liter.
Tujuan penerapan BBM satu harga ini untuk mewujudkan keadilan sosial bagi masyarakat terkait sektor ESDM. Program tersebut dicanangkan akhir tahun lalu oleh Presiden Joko Widodo.
Target pemerintah ada 150 titik pada 148 kabupaten di seluruh Indonesia untuk dibangun lembaga penyalur BBM hingga 2019 mendatang. Pembangunannya dilakukan secara bertahap, sebanyak 54 titik tahun ini, lalu berlanjut 50 titik tahun depan, dan sebanyak 46 titik pada 2019.
Adiatma mengatakan estimasi penyaluran BBM di daerah-daerah target program BBM satu harga tersebut mencapai 215 ribu kiloliter (kl) pada 2017. Angka ini akan terus bertambah menjadi 580 ribu kl pada 2019. (Baca: Aturan BBM Satu Harga Terbit, Penyalur Dapat Margin Tinggi)
Menurut Adiatma, Pertamina memang menghadapi tantangan dalam merealisasikan kebijakan BBM satu harga. Salah satunya tantangan itu adalah waktu, untuk membentuk lembaga penyalur, perusahaan perlu melakukan beberapa persiapan, diantaranya, survei transportasi BBM, menggandeng investor lokal, dan pembangunan infrastruktur.
Di luar jumlah tersebut, sebenarnya ada Program Papua Satu Harga. Realisasinya sampai saat ini sudah mencapai 21 titik. Kemudian, ada satu titik di Krayan, Kalimantan Utara.