PLN Ikut Kecipratan Dana Subsidi Biodiesel Mulai Bulan Depan
KATADATA ? Setelah PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga akan mendapatkan dana dukungan biodiesel dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit mulai 1 Oktober nanti. Kebijakan ini bertujuan mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM) dan mengangkat harga sawit dalam negeri.
"Sebelumnya selisih harga (antara biodiesel dengan solar) yang didukung oleh BPDP sawit hanya untuk keperluan PSO (biodiesel). Tapi tadi diputuskan mulai 1 Oktober 2015, dukungan diberikan juga kepada PLN," kata Direktur Utama BPDP Bayu Krisnamurthi setelah rapat koordinasi di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa (22/9).
Pemberian dana ini untuk subsidi harga biodiesel yang digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga diesel. Sebab, harga biodiesel seringkali di atas solar. Selisih harga inilah yang ditanggung oleh BPDP Sawit. Dana celengan sawit ini didapat dari pungutan US$ 50 per ton untuk setiap setiap ekspor minyak sawit (CPO) dan US$ 10-US$ 40 per ton bagi ekspor CPO olahan.
Dengan dukungan yang diberikan kepada PLN, dana yang dibutuhkan untuk subsidi harga biodiesel sepanjang tahun ini naik Rp 500 miliar menjadi Rp 2,5 triliun. Dana ini akan dialokasikan untuk subsidi penggunaan biodiesel oleh Pertamina dan PLN. Perinciannya, mulai 1 Oktober hingga 31 Desember 2015 Pertamina diperkirakan akan menyerap 1 juta kiloliter biodiesel, yang sebesar 266 ribu kiloliter di antaranya diserap oleh PLN.
Sedangkan tahun depan, BPDP juga memberikan komitmen subsidi sehingga target penyerapan biodiesel oleh Pertamina sebanyak 5,14 juta kiloliter bisa tercapai. Dari jumlah tersebut, PLN akan menyerap 1,2 juta kiloliter, sekitar 2,8 juta untuk biosolar dan sisanya untuk industri. Peningkatan sejalan dengan target kenaikan kewajiban porsi penggunaan biodiesel dalam solar dari 25 persen (B25) tahun ini menjadi 30 persen (B30) pada tahun depan.
Selain bertujuan menjaga industri sawit di dalam negeri yang harganya sedang turun, menurut Bayu, program subsidi biosolar juga untuk menghemat devisa negara. Nilai devisa negara yang bisa dihemat dari impor solar pada tahun ini sekitar US$ 360 juta dan bertambah menjadi US$ 1,9 miliar pada tahun depan.