Kenaikkan Produksi Dorong Kinerja Positif Dua Perusahaan Grup Bakrie
Dua perusahaan Grup Bakrie mencatatkan kinerja yang positif pada kuartal I 2020. Salah satu faktornya yaitu peningkatan produksi migas dan emas.
PT Energi Mega Persada Tbk (EMP) menyampaikan penjualan bersih pada kuartal I 2020 sebesar US$ 79 juta atau sekitar Rp 1,13 triliun. Penjualan tiga bulan pertama tahun ini naik 51,54% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 52,56 juta.
Chief Executive Officer EMP Syailendra S. Bakrie mengatakan perusahaannya beruntung memiliki produksi dan cadangan dalam bentuk gas. Sebab, pandemi corona telah membuat harga minyak dunia jatuh.
"Sedangkan gas memiliki harga jual yang lebih stabil dan jangka waktu kontrak yang lebih panjang dibandingkan minyak yang harga jualnya cenderung berfluktuasi," kata Syailendra.
Lebih lanjut, dia menyebut Blok Kangean di Jawa Timur dan Blok Bentu di Riau merupakan pemberi kontribusi utama bagi produksi gas perusahaan. Adapun, produksi gas perusahaan hingga 31 Maret 2020 sebesar 184 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 100 MMSCFD.
Untuk produksi minyak pada tiga bulan pertama tahun ini sebesar 2.523 barel per hari (bopd), naik dibandingkan periode sama 2019 sebesar 2.563 bopd.
(Baca: Anak Usaha EMP Siapkan Pengeboran 3 Sumur Eksplorasi di Blok Bentu)
Chief Financial Officer EMP Edoardus Windoe menambahkan, selain peningkatan produksi, kinerja perusahaan terbantu jumlah pinjaman yang turun. Hal itu membuat beban bunga perusahaan berkurang.
Berdasarkan laporan keuangan, emiten dengan kode ENGR itu mencatat jumlah utang jangka pendek pada kuartal I 2020 sebesar US$ 11,47 juta. Utang tersebut lebih sedikit dibandingkan akhir tahun lalu sebesar US$ 11,52 juta dan jauh dibawah periode kuartal I 2019 sebesar 88,47 juta.
Sedangkan pinjaman jangka panjang pada kuartal I 2020 sebesar US$ 79,43 juta, naik dibanding akhir tahun lalu sebesar US$ 46,68 juta. Sedangkan periode tiga bulan pertama 2019 sebesar US$ 44,17 juta.
Dengan kondisi tersebut, ENGR mencatat kenaikan laba bersih kuartal I 2020 sebesar 58,36% dari periode sama tahun lalu sebesar US$ 7,47 juta menjadi US$ 11,83 juta. Chief Communication EMP Adinda A.Bakrie mengatakan perusahaan berupaya mengutamakan protokol kesehatan, keselamatan kerja, dan lindungan lingkungan dalam setiap aktivitas perusahaan.
"Prioritas EMP yang utama yaitu keselamatan dan kesehatan para karyawan, komunitas di sekitar lingkungan kerja, dan pemangku kepentingan lainnya," ujar Adinda.
(Baca: Perusahaan Grup Bakrie Produksi Emas Murni Pertama dari Tambang Poboya)
Selain EMP, PT Bumi Resources Minerals Tbk menyatakan pendapatan perusahaan pada kuartal I 2020 sebesar US$ 991.860. Jumlah tersebut turun 21,31% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 1,2 juta.
Sekitar US$ 892 ribu dari pendapatan perusahaan berasal dari penasehat pertambangan, sedangkan sisanya sebesar 99.860 berasal dari penjualan emas ke PT Aneka Tambah Tbk (Antam).
Perusahaan berkode emiten BMRS itu menjual emas ke Antam melalui anak usaha, PT Citra Palu Minerals, yang memperoleh bijih emas dari dore bullion yang dimurnikan menjadi emas di fasilitas smelter milik Antam pada kuartal I 2020.
Selain itu, fasilitas produksi Poboya yang dimiliki BMRS telah memproduksi lebih dari 10 kilogram dore bullion hingga kuartal I 2020. Fasilitas produksi di Poboya di Palu memiliki kapasitas pemrosesan sebesar 500 ton bijih per hari. Fasilitas tersebut dioperasikan anak usaha oleh PT Citra Palu Mineral.
Di sisi lain, laba bersih perusahaan pada kuartal I 2020 sebesar US$ 161,26 juta. Angka tersebut naik 97,33% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 81,72 juta.
(Baca: Bumi Resources: Pembangunan Fasilitas Tambang Emas Poboya Capai 90%)