Ada Subholding Hulu, SKK Migas Harap Pertamina Tingkatkan Investasi
Pertamina telah menyelesaikan restrukturisasi anak-anak usaha menjadi beberapa subholding. Salah satunya subholding hulu migas.
Satuan Kerja khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas berharap restrukturisasi Pertamina diikuti peningkatan kinerja perusahaan. Terutama dalam mengelola blok-blok migas di Indonesia.
"Kami berharap itu diikuti distribusi pengambilan keputusan sehingga kecepatan operasional hulu migas bisa ditingkatkan," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam diskusi virtual pada Kamis (2/7).
Mantan Direktur Utama Pertamina itu juga berharap perusahaan mampu meningkatkan investasi di sektor hulu migas. Apalagi, investasi blok migas tanah air terus turun terutama saat pandemi corona.
(Baca: Pemerintah Dinilai Tak Punya Terobosan untuk Tarik Investasi Migas)
Pertamina pun telah memangkas investasi hulu migas pada tahun ini, menjadi sama dengan tahun lalu sebesar US$ 2,45 miliar atau sekitar Rp 62,7 triliun. Nilai tersebut lebih kecil dibandingkan target awal investasi hulu migas 2020 sebesar US$ 3,7 miliar.
Dana tersebut akan digunakan untuk mengebor sumur migas. Hingga triwulan pertama tahun ini, perusahaan telah melaksanakan pengeboran eksploitasi sebanyak 78 sumur, dan pekerjaan work over untuk mempertahankan atau menambah produksi migas sebanyak 161 sumur.
Sedangkan produksi hulu migas perusahaan hingga kuartal I 2020 sebesar 918,8 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD). Rinciannya, produksi minyak rata-rata sebesar 420,4 ribu barel per hari (MBOPD) dan gas sebesar 2887,9 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
(Baca: Dirut Pertamina: Jika Menurunkan Harga BBM, Bisnis Hulu Migas Ditutup)