Sentimen Stimulus AS Kerek Harga Minyak Dunia
Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada perdagangan Selasa (28/7) pagi waktu Indonesia. Kenaikan ini terjadi di tengah harapan adanya stimulus dari pemerintah Amerika Serikat (AS) guna membantu revilisasi atau pemulihan ekonomi negara itu dari pandemi virus corona.
Meski demikian, kenaikan harga minyak masih dibatasi oleh lonjakan kasus baru virus corona serta meningkatnya ketegangan antara AS dan Tiongkok
Mengutip Bloomberg pada hari ini pukul 08.10 WIB, harga minyak Brent untuk kontrak pengiriman September 2020 naik 0,58% ke level US$ 43,66 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2020 naik 0,36% ke US$ 41,75 per barel.
Partai Republik di Senat Amerika Serikat kemarin mengumumkan proposal paket bantuan virus corona senilai US$ 1 triliun yang disepakati dengan Gedung Putih. Langkah ini diharapkan bisa membuka jalan negosiasi dengan Partai Demokrat terkait rencana bantuan tunjangan pengangguran bagi jutaan warga AS yang berakhir pekan ini.
Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan, stimulus ini akan difokuskan untuk mengembalikan anak-anak ke sekolah, karyawan ke pekerjaannya dan mendukung perawatan kesehatan dalam melawan penyakit yang telah menewaskan 150 ribu orang di AS.
"Dibutuhkan kerjasama bipartisan untuk menjadikan UU KESEHATAN menjadi hukum bagi rakyat Amerika," kata McConnell dalam pidatonya.
Sementara itu, analis komoditas memperkirakan hadirnya stimulus ekonomi bisa meningkatkan permintaan minyak.
"Jika kita dapat memberikan lebih banyak pemasukan ke konsumen, mereka akan membelanjakannya untuk barang dan jasa. Hal ini juga akan berpengaruh pada permintaan bahan bakar minyak," kata Analis Price Futures, Phil Flynn dilansir dari Reuters.
Namun, ketegangan baru antara AS dan Tiongkok usai penutupan konsulat di Houston dan Chengdu mengirim investor ke zona aman, seperti emas dan obligasi, tetapi jauh dari aset berisiko seperti minyak berjangka.
Permintaan minyak pun telah meningkat setelah anjlok pada kuartal kedua karena berlakunya kebijakan pembatasan. Kebijakan pembatasan atau lockdown kembali diberlakukan di AS karena penyebaran virus corona membuat pemulihan tidak merata.
Brent tetap berada di jalur untuk kenaikan bulanan berturut-turut dan WTI akan naik untuk bulan ketiga karena pemangkasan pasokan dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan dukungan Rusia.