Harga Minyak Anjlok Dipicu Kekhawatiran terhadap Pulihnya Permintaan
Harga minyak mentah dunia kembali turun pada perdagangan Kamis (20/8) di tengah kekhawatiran lambatnya risiko pemulihan permintaan akibat wabah Covid-19 berkepanjangan. Padahal harga sempat membaik setelah pemangkasan produksi yang dilakukan negara produsen minyak dunia dan sekutunya (OPEC+).
Mengutip Bloomberg pada hari ini pukul 08.45 WIB, harga minyak Brent untuk kontrak pengiriman Oktober 2020 turun 0,77% menjadi US$ 45,02per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2020 anjlok 0,84% ke US$ 42,57 per barel.
Stok minyak mentah di Amerika Serikat turun minggu lalu atau pekan keempat berturut-turut. Adapun, penurunan stok minyak 1,6 juta barel lebih rendah dari perkiraan jajak pendapat Reuters sebesar 2,7 juta barel. Para analis memperkirakan stok diperkirakan terus menurun.
"Kami perkirakan total stok minyak mentah akan terus menuju rata-rata lima tahunan beberapa pekan mendatang, karena produksi AS terus melemah," kata Analis Capital Economics dikutip dari Reuters, Kamis (20/8).
Data Administrasi Informasi Energi menunjukkan, selama empat pekan terakhir permintaan bahan bakar turun 14% dibanding periode tahun sebelumnya.
Sedangkan draf pernyataan OPEC + yang dikutip Reuters menunjukkan, gelombang pandemi corona berkepanjangan berisiko besar terhadap pemulihan pasar minyak. Pandemi yang telah berkecamuk selama berbulan-bulan belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Di seluruh dunia, ada lebih dari 22 juta orang telah terinfeksi virus ini dan dari 790 ribu orang meninggal akibat penyakit tersebut.
Namun, Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulasiz bin Salman menyatakan, permintaan minyak global akan pulih ke tingkat sebelum pandemi setelah kuartal eempat 2020. Dia pun terus mendesak negara mitra untuk mematuhi kesepakatan memangkas produksi.
Pada pertemuan virtual Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya seperti Rusia (OPEC +), kelompok ini terus meninjau kepatuhan anggotanya akan pemangkasan produksi.
Kelompok itu menekan anggota negara lain seperti Nigeria dan Irak untuk berupaya lebih keras memenuhi kuota setelah produksinya melampaui batas pada Mei dan Juli.
Dalam beberapa dekade terakhir, OPEC rata-rata menghasilkan minyak lebih dari 30 juta barel per hari (bpd). Namun, setelah pemotongan tahun ini, produksi minyak menyusut menjadi 20-22 juta bpd.