Impor Minyak Bakal Melonjak100% saat Kilang Pertamina Beroperasi 2027

Image title
31 Agustus 2020, 20:13
impor minyak mentah pertamina, pertamina, impor minyak mentah, proyek kilang
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Dua orang petugas melintas di area Refinery Unit V Pertamina Balikpapan Kalimantan Timur (22/7). Saat ini Kilang Balikpapan berkapasitas minyak mentah 260 MBSPD akan ditingkatkan menjadi 360 MBSPD dengan adanya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP).

Pertamina memproyeksikan impor minyak mentah meningkat hingga 900 ribu barel per hari (bph) pada 2027. Hal ini seiring dengan rampungnya proyek-proyek kilang yang akan meningkatkan kebutuhan minyak mentah nasional.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan pembangunan kilang minyak sangat penting untuk direalisasikan guna menekan impor produk bahan bakar minyak atau BBM. Namun, hal ini akan meningkatkan impor minyak mentah di masa mendatang.

Adapun kenaikan impor nantinya juga tergantung pada realisasi produksi minyak dalam negeri. "Nilai impor ada dua, dengan asumsi tidak jalankan proyek kilang sehingga impor BBM yang banyak, atau kita bangun tapi impor crude-nya yang naik," ujar Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat Bersama Komisi VII, Senin (31/8).

Saat ini Pertamina mengimpor minyak mentah 300-350 ribu bph, dan diperkirakan stabil pada kisaran ini hingga 2024. Adapun impor minyak mentah akan mulai naik setelah proyek perbaikan dan peningkatan kapasitas Kilang Balikpapan tahap pertama rampung di 2024.

“Ketika Kilang Balikpapan operasi, impor crude akan naik sekitar 100 ribu bph,” ujar Senior Vice President Corporate Strategic Growth Pertamina, Daniel Purba.

Menurut dia, pembangunan kilang memang bakal membuat impor minyak mentah terkerek naik. Namun di saat yang sama, impor produk BBM bakal akan turun.

Berdasarkan slide paparan Pertamina, impor minyak mentah Pertamina akan meningkat menjadi 400 ribu bph pada 2024. Lalu, pada 2026, impor diproyeksikan bakal melonjak ke level 700-800 ribu bph. Artinya, jumlah impor bakal melonjak lebih 100% dari kondisi saat ini.

Seiring dengan meningkatnya produksi, impor produk BBM bakal turun mulai 2026. Adapun saat ini impor BBM berada pada level 200-250 ribu bph, dan akan bertahan pada level tersebut hingga 2023. Impor akan terus turun hingga di kisaran 100 bph pada 2026 hingga 2030.

Namun untuk mengantisipasi membeludaknya impor minyak mentah, Pertamina juga akan berupaya untuk menggenjot produksi migas di dalam negeri.

Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Budiman Parhusip menjelaskan, produksi migas perseroan akan digenjot dari target tahun ini 725 ribu barrel of oil equivalent per day (BOEPD) menjadi 910 ribu BOEPD pada 2024.

Sedangkan produksi gas, ditargetkan sebesar 2.403 juta kaki kubik per hari (MMScfd) pada tahun ini. Berikutnya produksi gas diproyeksikan mencapai 3.701 MMScfd pada 2024.

Artinya, baik produksi minyak dan gas, akan diupayakan terus naik. "Ini cenderung meningkat di 2021-2022 karena beralihnya Rokan ke Pertamina," ujarnya.

Adapun untuk mendongkrak produksi tersebut PHE akan mempertahankan produksi dari lapangan eksisting. Beberapa di antaranya yakni dengan meningkatkan kegiatan pengeboran sumur eksploitasi dan kegiatan eksplorasi di area eksisting.

Reporter: Verda Nano Setiawan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...