Produksi Blok Cepu Berpotensi Anjlok di Bawah 100 Ribu BOPD
Produksi minyak dan kondensat Blok Cepu, Jawa Timur, bakal terus menurun dari tahun ke tahun. Bahkan angkanya bisa mencapai di bawah 100 ribu barel per hari atau BOPD.
Proyeksi tersebut terlihat dalam paparan SKK Migas pada RDP bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (3/2). Saat dikonfirmasi, Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno tak menampik produksi blok yang menjadi andalan RI itu bakal turun signifikan di 2030. “Di bawah 100 ribu barel minyak per hari. Tapi masih ada potensi dari lapisan atau formasi lain, meskipun tidak besar,” katanya kepada Katadata.co.id, Rabu (3/2).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan, ada sejumlah strategi yang untuk menahan laju penurunan produksi tersebut. Misalnya, melakukan manajemen reservoir (penyimpanan) yang baik. Lalu, monetisasi gas yang belum diolah (untreated) dan optimasi pengembangan lapangan serta pengeboran sisipan.
Strategi lainnya adalah pengembang formasi silisiklastik (batuan sedimen atau clastic). "Dan pengembangan lapangan sekitarnya, yaitu Cendana dan Alas Tua," kata dia.
Melihat kondisi tersebut, Komisi VII DPR Tifatul Sembiring mempertanyakan tidak masuknya lapangan Giyanti di Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora ke dalam pengembangan Blok Cepu. Padahal, lapangan itu dapat berpotensi menambah produksi.
Dwi mengatakan lapangan Giyanti masih dikaji potensinya. Penurunan produksi blok migas itu sudah terlihat dari jumlahnya yang berkurang dari tahun ke tahun.
Tahun lalu produksi awalnya di Angka 160 ribu barel minyak per hari. Exxon Mobil Cepu Ltd lalu menggenjot produksi hingga mencapai 220 ribu barel minyak per hari.
SKK Migas bersama Exxon terus melakukan rapat mingguan soal penurunan produksi ini. Masih banyak potensi yang belum dioptimalkan. "Fasilitas yang sudah tersedia bisa sampai 230 ribu barel minyak per hari," kata Dwi.
Produksi Blok Cepu akan terus digenjot setelah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK menyetujui revisi analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal) blok tersebut pada tahun lalu. Produksinya dapat naik menjadi 230 ribu barel per hari.