Produksi Minyak di AS Turun, Harganya Melejit Tembus US$ 67
Harga minyak terus melonjak karena turunnya produksi dan cadangan minyak Amerika Serikat. Angkanya menembus rekor tertinggi dalam 13 bulan terakhir.
Badan Informasi Energi (EIA) AS menyebut pada pekan lalu produksi minyak mentah turun lebih dari 10% atau satu juta barel per hari. Angkanya menjadi 9,7 juta barel per hari. Lalu, pasokan kilangnya menyentuh level terendah sejak September 2008.
Cuaca dingin esktrem memaksa sebagian besar jaringan listrik di Texas pada pekan lalu mati total. Operator dan penyulingan minyak terpaksa tutup karena komponen dan jaringan pipa yang membeku.
Ladang minyak serpih atau shale oil, yang menjadi andalan negara tersebut, sebagian besar berhenti beroperasi. Padahal negara bagian ini menjadi pusat kegiatan industri migas AS.
Pioneer Natural Resources, salah satu operator shale oil yang besar di Texas dan cekungan Permian di New Mexico, mengatakan mayoritas produksinya telah kembali. “Para CEO dan operator (migas) mengatakan mereka sudah mulai berproduksi lagi,” kata Presiden Permian Basin Petroleum Association Ben Shepperd, dikutip dari Reuters, Kamis (25/2).
Lalu lintas di jalur kapal Houston perlahan-lahan kembali normal. Namun, beberapa terminal masih menghadapi masalah. Sekitar seperempat kapasitas penyulingan nasional saat ini masih menganggur karena membeku
Pelaku pasar khawatir penurunan produksi dapat terjadi dalam jangka panjang. “Penurunannya terjadi dalam satu minggu, ada kemungkinan masalah lebih banyak muncul setelah itu,” kata analis senior Price Futures Phil Flynn.
Melansir Bloomberg, harga minyak berjangka Brent naik 0,28% ke US$ 67,23 per barel. Lalu, harga minyak West Texas Intermediate bertambah 0,11% menjadi US$ 63,29 per barel pada pukul 11.00 WIB.
Penguatan Harga Minyak
Pada tahun ini harga minyak terus melakukan reli. Penguatannya hampir 30% sejak awal tahun. Sentimen vaksinasi Covid-19 di beberapa negara plus pemotongan pasokan dari organisasi negara pengekspor minyak serta sekutunya alias OPEC+, turut mendorong kenaikan tersebut.
Beberapa investor bahkan telah menumpuk kontrak opsi minyak hingga US$ 100 per barel. Minat terhadap bursa berjangka komoditas sedang naik karena tekanan inflasi yang meningkat.
OPEC+ akan membahas pelonggaran moderat produksi minyak mulai April 2021. Langkah ini sebagai upaya untuk menjaga harga tetap stabil. Mayoritas anggota menyarankan angka produksi tetap ditahan stabil karena ketidakpastian global masih terjadi.