Tingkat Kandungan Lokal Proyek Hulu Migas di 2020 Capai 57%
Pengadaan barang dan jasa dari sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) pada tahun lalu mencapai US$ 3 miliar (sekitar Rp 43 triliun). Dari nominal itu tingkat kandungan dalam negeri atau TKDN-nya capai 57% dari target 56%.
Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas Erwin Suryadi menyebut realisasi tersebut tidak sesuai dengan target. "Karena pandemi Covid-19 menghambat beberapa proyek,” katanya dalam webinar Membedah Peluang Bisnis 70 Triliun di Sektor Hulu Migas, Rabu (10/3).
Pada tahun ini, SKK Migas menargetkan capaian TKDN minimal sekitar 57% dari total pengadaan. Erwin mengharapkan adanya kolaborasi agar para investor mempunyai minat di sektor ini.
Untuk itu perlu bimbingan agar industri di dalam negeri dapat kompetitif. “Kalau mau gampang, sebenarnya mudah sekali. Beli saja barang dari luar negeri karena lebih murah. Tapi kan tidak (bisa) karena kami punya niat untuk membangun semua," ujarnya.
Sebagai informasi, SKK Migas telah menetapkan program kerja dan anggaran (WP&B) untuk 2021. Angka investasinya dipatok sebesar US$ 12,3 miliar (Rp 177 triliun) dan biaya penggantian produksi atau cost recovery di angka US$ 8,34 miliar (Rp 120 triliun).
Patokan itu dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia atau ICP sebesar US$ 45 per barel dan penerimaan negara mencapai US$ 8,09 miliar (Rp 116 triliun). Angka ini berada di atas target anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2021 yang hanya mematok penerimaan di US$ 7,28 miliar (Rp 105 triliun).
Target Lifting Migas 2021
SKK Migas akan mengawal realisasi produksi siap jual atau lifting migas tidak jeblok. Untuk minyak, targetnya di atas 705 ribu barel per hari (BOPD). Angkanya serupa dengan patokan 2020.
Lalu, lifting gas sebesar 5.638 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Target ini sedikit naik dibandingkan tahun ini yang sebesar 5.556 juta standar kaki kubik per hari.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto sebelumnya mengatakan rencana kerja 2021 sejalan dengan upaya meminimalkan penurunan produksi tahun depan. Harapannya, lifting dapat naik untuk mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari di 2030.
Usulan kontraktor kontrak kerja sama atau KKKS sebenarnya lebih rendah dari target tersebut. Untuk minyak angkanya di 667 ribu barel per hari dan gas sebsar 5.143 juta standar kaki kubik per hari. “Kami berharap realisasi lifting lebih tinggi sehingga dapat mengejar ketertinggalan target migas akibat pandemi Covid-19,” kata Dwi.