Total Resmi Tutup Bisnis SPBU di Indonesia
PT Total Oil Indonesia memutuskan untuk keluar dari bisnis stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Indonesia. Sebanyak 18 SPBU yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), dan Bandung resmi ditutup oleh perusahaan minyak asal Prancis tersebut.
Marketing Manager Total Indonesia, Magda Naibaho mengatakan keputusan tersebut selaras dengan strategi Total secara global. Terutama dalam hal manajemen portofolio perusahaan secara aktif.
"PT Total Oil Indonesia memutuskan untuk melepaskan bisnis retail bahan bakar kami di Indonesia," kata Magda kepada Katadata.co.id, Kamis (6/5).
Total telah hadir di Indonesia sejak 2003. Perusahaan menurut Magda terus berkomitmen untuk menyediakan produk dan layanan unggulan di Indonesia, termasuk pelumas dan produk khusus lainnya.
Hengkangnya bisnis hilir perusahaan minyak asal Perancis ini pun menyusul saudaranya di sektor hulu migas yang lebih dulu keluar dari Indonesia. Yakni Total E&P Indonesie yang merupakan kontrak kerja sama (KKS) pengelolaan Blok Mahakam sejak 1967.
Berdasarkan catatan Katadata.co.id, selama beroperasi, kegiatan eksplorasi Blok Mahakam menghasilkan penemuan cadangan migas dalam jumlah yang besar di Bekapai pada 1972.
Sejak itu, secara berturut-turut hingga 1996 ditemukan cadangan migas di lapangan-lapangan lain seperti lapangan Handil, Tambora, Tunu, Peciko, Sisi, Nubi, dan South Mahakam. Proyek Lapangan South Mahakam merupakan yang paling muda, baru mulai berproduksi pada 2013.
Penemuan-penemuan tersebut menjadikan Blok Mahakam sebagai salah satu blok migas terbesar di Indonesia. Cadangan migas Blok Mahakam mencapai 105 juta barel minyak dan 4.9 triliun kaki kubik gas.
Akhirnya, setelah selama lima dekade dikelola Total E&P Indonesie, pengelolaan Blok Mahakam diambil alih Pertamina pada 1 Januari 2018.
Target Reduksi Emisi Karbon 60% Pada 2050
Pada pertengahan 2020, Total mengumumkan ambisinya untuk mencapai net zero emissions atau nol emisi karbon di kawasan Eropa pada 2050. Sedangkan secara global, perusahaan migas Perancis ini menargetkan dapat mereduksi emisi karbonnya hingga 60% pada tahun yang sama.
Untuk mencapai target tersebut, Total telah menetapkan target secara bertahap yakni mereduksi emisi karbon 15% pada 2030, dan 35% pada 2040, hingga 60% pada 2050.
Ambisi ini didukung oleh strategi untuk mengembangkan Total sebagai perusahaan energi rendah karbon dan netral karbon. Total sangat yakin bahwa strategi rendah karbon ini memberikan keunggulan kompetitif yang menciptakan nilai jangka panjang bagi pemegang sahamnya.
Strategi ini sudah berjalan sejak 2015 karena Total adalah yang terdepan dalam hal pengurangan intensitas karbon rata-rata cakupan 3 dengan pengurangan 6% yang telah dicapai sejak 2015.
“Pasar energi berubah, didorong oleh perubahan iklim, teknologi, dan ekspektasi masyarakat. Total berkomitmen untuk membantu memecahkan tantangan untuk menyediakan lebih banyak energi dengan emisi yang lebih sedikit,” ujar Chairman of The Board Total, Patrick Pouyanné, dikutip dari laman resmi Total.