Premier Oil Mulai Pengeboran Dua Sumur Eksplorasi di Blok Tuna
Premier Oil Tuna B.V mulai melakukan kegiatan pengeboran sumur eksplorasi Singa Laut-2 pada akhir pekan lalu. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan kepastian cadangan migas di blok Tuna yang terletak di Perairan Natuna, berbatasan langsung dengan wilayah Vietnam.
Kegiatan ini akan diikuti oleh pengeboran sumur eksplorasi lainnya, yaitu Kuda Laut-2. Sekretaris SKK Migas Taslim Yunus mengatakan pelaksanaan pengeboran telah sesuai dengan jadwal yang direncanakan, dan telah dimulai pada hari Minggu (3/7).
"Kami memberikan apresiasi kepada Premier Oil sebagai operator wilayah kerja itu, karena tetap dapat mengawal kegiatan sesuai target, di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini. Semoga memberikan hasil sesuai yang kita harapkan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (5/7).
Sumur Singa Laut dan Sumur Kuda Laut termasuk kegiatan pengeboran laut dalam (lebih dari 1.000 meter di bawah permukaan laut). Target pengeboran Singa Laut-2 adalah 9.566 kaki kedalaman terukur (ftMD) atau 2.915 meter.
Setelah itu, Premier Oil akan melanjutkan pengeboran sumur Eksplorasi di sumur Kuda Laut-2, dengan target kedalaman 10.452 true vertical depth subsea (TVDSS). Dari kedua sumur tersebut, diharapkan ada tambahan cadangan gas terbukti sekitar 470 bcf.
Dua kegiatan pengeboran sumur eksplorasi yang dilaksanakan oleh Premier Oil ini merupakan bagian dari 40 sumur Eksplorasi yang rencananya akan dibor pada tahun ini. Hingga akhir Juni, pengeboran sumur eksplorasi yang telah dilaksanakan sebanyak 12 sumur, belum termasuk sumur Singa Laut dan Kuda Laut.
Adapun KKKS yang telah melakukan kegiatan pengeboran sumur eksplorasi antara lain Petronas North Madura II, EMP Malacca Strait, Eni West Ganal, Jindi (South Jambi) Ltd, Pertamina EP, Pertamina Hulu Mahakam, PHE grup, dan EMP Bentu.
Menurut Taslim Blok Tuna memiliki peran strategis bagi geopolitik Indonesia karena terletak di perbatasan dengan Vietnam dan dekat dengan Laut Cina Selatan. “Pemanfaatan potensi migas di daerah itu menjadi bagian dukungan industri hulu migas dalam upaya menegaskan kedaulatan Indonesia di wilayah perbatasan," ujarnya.
Kontrak Blok Tuna ditandatangani pada 21 Maret 2007 antara BPMIGAS (Cikal bakal SKK Migas) dengan Premier Oil. Pada 22 Oktober 2020, Premier Oil melakukan pengalihan sebagian sahamnya kepada perusahaan minyak asal Rusia, Zarubezhneft.
Sebelumnya, Premier Oil telah melakukan kegiatan akuisisi seismik dua dimensi dan tiga dimensi, serta melakukan pengeboran empat sumur eksplorasi, yaitu Gajah Laut Utara-1, Belut Laut Utara-1, Kuda Laut-1, dan Singa Laut-1, sebagai bagian dari pelaksanaan komitmen pasti yang harus dipenuhi.