Dikelola Pertamina, Blok Rokan Berpotensi Salip Produksi Blok Cepu
SKK Migas menyebut Blok Rokan berpotensi menggeser posisi Blok Cepu sebagai blok migas dengan produksi minyak siap jual (lifting) terbesar. Apalagi saat ini produksi di lapangan seperti Banyu Urip Blok Cepu tengah mengalami laju penurunan alamiah (declining rate).
Deputi Perencanaan SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan bahwa Blok Rokan memiliki banyak potensi cadangan yang dapat dieksplorasi dan dieksploitasi oleh Pertamina melalui tambahan pengeboran sumur yang lebih masif.
Sedangkan untuk menahan declining rate Blok Cepu akan ada optimasi pengembangan lapangan serta evaluasi potensi dari lapisan klastik.
"Kita lihat akhir tahun ini bagaimana kinerja Blok Rokan. Salip menyalip tingkat produksi biasa itu, malah bagus buat nambah semangat KKKS untuk meningkatkan produksi," ujarnya kepada Katadata.co.id, Kamis (12/8).
Benny menilai produksi minyak selain dipengaruhi potensi temuan dari eksplorasi dan optimalisasi sisa cadangan, juga dipengaruhi tingkat alokasi modal atau capital untuk rencana investasi KKKS di suatu wilayah kerja.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan jika produksi di Blok Cepu terus melorot, maka bisa dipastikan produksi Blok Rokan akan menyalip ke posisi pertama. Untuk itu, ia berharap supaya ExxonMobil dapat melakukan kegiatan pengeboran kembali, dengan catatan ada tambahan cadangan yang ditemukan.
"Kalau tidak ya memang secara alamiah harus decline sesuai dengan perkiraan pada waktunya. Karakteristik lapangan di Cepu dan Rokan beda," katanya.
Sementara, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro menilai dalam sejarahnya produksi Blok Rokan memang lebih besar dibanding Blok Cepu. Sehingga jika Blok Rokan kembali ke produksi normal saja, secara otomatis akan lebih besar dibandingkan Cepu untuk level produksinya.
Masalahnya adalah bagaimana Pertamina menggali potensi Blok Rokan yang masih tersembunyi. "Jika langkah-langkah peningkatan produksi dan investasinya di Blok Rokan sudah siap, saya kira potensinya cukup besar untuk produksi bisa naik lagi," kata dia.
Seperti diketahui, realisasi lifting Blok Cepu hingga Juni 2021 mencapai 208.936 barel per hari (bph) atau 95,4% dari target APBN 2021 yang ditetapkan sebesar 219 ribu barel per hari. Sementara realisasi lifting Blok Rokan hingga Juni 2021 mencapai 160.646 barel per hari atau 97,4% dari target APBN 2021 yang ditetapkan sebesar 165 ribu bph.
Secara keseluruhan realisasi produksi minyak dan gas bumi siap jual atau lifting pada Semester I tahun ini belum mencapai target. Rata-rata lifting migas hanya mencapai 1,64 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD) dari target 1.711,78 juta barel dalam APBN 2021.
Lifting minyak hanya mencapai 667 ribu bph, atau 95% dari target 705 ribu BOPD. Sementara itu, lifting gas mencapai 5.430 juta standar kaki kubik (MMSCFD) atau 96% dari target 5.638 MMSCFD. Simak databoks berikut: