Pertamina Akui Produksi Blok Mahakam Makin Anjlok jika Tanpa Insentif
Pertamina menyambut insentif dari pemerintah untuk Blok Mahakam yang sangat membantu dalam menahan laju penurunan produksi secara alamiah. Tanpa insentif, tak banyak yang bisa dilakukan perusahaan energi pelat merah ini untuk mengerem laju penurunan produksi yang mencapai 30% per tahun.
Senior Manager Relations Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Regional Kalimantan, Farah Dewi mengatakan bahwa tanpa insentif, produksi gas di wilayah kerja ini berpotensi jeblok hingga di bawah 400 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd), sedangkan minyak di bawah 20.000 barel per hari (bph).
"Lapangan-lapangan migas di Blok Mahakam merupakan lapangan yang sudah matang. Lapangan tersebut bahkan telah beroperasi lebih dari 50 tahun dengan laju penurunan produksi alamiah yang tinggi, diperkirakan sekitar 30% per tahun," ujarnya kepada Katadata.co.id, Jumat (17/9).
Oleh karena itu, lanjut Farah, persetujuan insentif dari pemerintah akan sangat membantu Pertamina Hulu Mahakam (PHM) memelihara keberlangsungan investasi untuk menggenjot operasinya di blok migas terbesar di Indonesia ini.
Sehingga mampu menahan laju penurunan produksi dan mempertahankan tingkat produksi migas di level 110 ribu barrel of oil equivalent per day (boepd) yang setara dengan 500 mmscfd gas dan 20.000 bph minyak dan kondensat selama beberapa tahun ke depan.
Selain itu, PHM juga dapat merealisasikan rencana pengembangan dan optimasi lapangan-lapangan di Blok Mahakam untuk mendorong peningkatan jumlah cadangan terbukti, memperpanjang usia lapangan, dan memelihara keberlangsungan produksi migas.
Blok Mahakam merupakan salah satu tulang punggung produksi migas yang penting dalam mendukung pencapaian target produksi migas nasional di 2030. Simak kinerja lifting migas Indonesia pada databoks berikut:
Di samping itu, keberlangsungan investasi lebih dari US$ 3 miliar di Blok Mahakam selama periode kontrak akan mampu menggerakan perekonomian daerah dan nasional. Kemudian mendorong pengembangan lokal bisnis, mendukung terciptanya ribuan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan negara.
"Serta menjaga pasokan gas domestik yang penting bagi industri dan masyarakat, serta pembangunan Indonesia," katanya.
SKK Migas sebelumnya mengklaim pemberian insentif untuk Blok Mahakam telah membuahkan hasil positif terhadap upaya peningkatan produksi di wilayah kerja itu.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan dengan disetujuinya insentif kepada Pertamina Hulu Mahakam (PHM), maka program kerja seperti pengeboran, workover, serta well service di Blok Mahakam meningkat.
Kegiatan tersebut sudah pasti berkontribusi terhadap kenaikan produksi maupun lifting migas. "Bukan kemungkinan lagi, tapi untuk produksi pasti naik," ujar Julius.
Target produksi lifting Blok Mahakam di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 untuk minyak ditetapkan sebesar 22.000 barel per hari (bph) dan gas 410 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd). Sedangkan realisasi produksi migas Blok Mahakam menurut Julius hingga saat ini sudah melebihi target.
Tercatat, produksi blok migas ini hingga tanggal 14 September telah mencapai 484 mmscfd gas, dan minyak atau kondensat mencapai 23.138 bph.
Jika dibandingkan dengan produksi di bulan Agustus, maka produksi di bulan September ini mengalami kenaikan. Produksi pada Agustus sebesar 477 mmscfd gas dan minyak atau kondensat sebesar 22.137 bph.