Usai Ditegur Jokowi, Pertamina Bakal Kebut Proyek Kilang yang Lamban
Proyek pembangunan kilang Pertamina beberapa hari lalu kena semprot Presiden Jokowi. Salah satunya yakni pembangunan kilang petrokimia PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur yang dinilai lamban.
Vice President Corporate Communication & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman, mengatakan perusahaan akan segera menindak lanjuti masukan dari Presiden Jokowi, yakni mempercepat penyelesaian proyek kilang, termasuk TPPI.
"Terkait arahan dari Presiden, kami sangat mengapresiasi perhatian beliau terhadap pelaksanaan proyek-proyek di Pertamina," kata Fajriyah kepada Katadata.co.id, Selasa (23/11).
Fajriyah menyampaikan bahwa proyek pengembangan petrokimia di TPPI setidaknya terdiri dari dua lingkup pekerjaan besar. Pertama adalah proyek revamping Aromatic TPPI yang terbagi dalam dua fase.
Fase 1 pembangunan OSBL (5 unit Tangki) untuk maximized produk paraxylene 600 ribu ton selesai di akhir Desember 2021. Kemudian, Fase 2 upgrading Inside Battery Limit (ISBL) untuk meningkatkan kapasitas dari 600 kilo ton per annum (Kta) ke 780 Kta yang akan selesai pada medio 2023. "Untuk serapan investasi berkisar US$ 238 juta," katanya.
Kemudian berikutnya proyek pembangunan petrokimia Olefin, TPPI saat ini masih dalam proses tender untuk pembangunan ini. Diantaranya meliputi Basic Engineering Design, Front End Engineering Design dan eksekusi project (EPC).
Proyek ini ditargetkan dapat beroperasi pada 2025 yang akan memproduksi produk-produk Polypropylene dan Polyethylene. Nilai serapan investasinya berkisar US$ 3,9 miliar.
Jokowi menyampaikan kekesalannya mengenai lambatnya proyek pembangunan kilang petrokimia TPPI di Tuban, Jawa Timur, beberapa hari lalu. Proyek ini yang pertama kali ditinjau Jokowi setelah dilantik pada 2014.
"TPPI investasinya US$ 3,8 miliar, ini sudah bertahun-tahun belum jalan-jalan juga," kata dia dalam rapat di hadapan komisaris dan direksi Pertamina dan PLN di Istana Negara pada Selasa (16/11) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Sabtu (20/11).
Jokowi menilai kilang TPPI jika telah rampung dan beroperasi dapat menghasilkan banyak turunan petrokimia yang bisa menjawab kebijakan substitusi impor Indonesia. Kilang ini diharapkan dapat membereskan persoalan yang berkaitan dengan neraca perdagangan dan neraca pembayaran.
“Kita bisa produksi sendiri karena kita punya industrinya, mesinnya, bahan bakunya, kok tidak kita lakukan malah impor. Itu yang bikin saya sedih," kata Presiden.
Kekesalan Jokowi kepada Pertamina ini, berdekatan dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2021 tentang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Perpres yang diteken 25 Oktober lalu mengatur mengenai posisi Wakil Menteri ESDM.