PGN Perluas Pemanfaatan Gas Bumi di Tengah Tren Transisi Energi
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus menggenjot pasokan dan memperluas infrastruktur gas bumi di tengah upaya pemerintah mewujudkan net zero emission pada 2060 mendatang. Pasalnya, gas bumi merupakan salah satu produk energi fosil yang dinilai lebih bersih dan ramah lingkungan.
Komisaris Utama PGN Arcandra Tahar mengatakan gas bumi dapat menjadi sumber energi yang dapat diandalkan, terutama dalam memenuhi kebutuhan energi bersih.
"Eropa pun mulai sekarang memakai kembali gas. Artinya, kebutuhan gas akan sangat signifikan. Ini kesempatan kita untuk menggunakan gas yang jauh lebih bersih," kata dia dalam PGN Energy and Economic Outlook 2022, Rabu (12/1).
Arcandra menyarankan optimalisasi penggunaan gas, terutama di masa transisi menuju energi terbarukan. Untuk itu, diperlukan inovasi dan teknologi untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi transportasi gas dari satu tempat ke tempat lain.
Direktur Utama PGN, M. Haryo Yunianto menyampaikan pihaknya senantiasa membuka ruang untuk mengoptimalkan setiap peluang yang ada, terutama guna memenuhi kebutuhan energi, khususnya gas bumi yang dipastikan akan terus meningkat.
Pengembangan infrastruktur gas bumi yang terintegrasi dalam masa transisi diharapkan dapat menumbuhkan bisnis gas PGN sebagai Subholding Gas Pertamina. Pada 2022, PGN menargetkan peningkatan pengelolaan niaga gas untuk sektor retail, komersial, serta sektor-sektor kelistrikan menjadi lebih dari 1.000 billion british thermal unit per day (BBTUD), termasuk pengelolaan trading LNG internasional.
Dengan peran gas bumi sebagai energi transisi, PGN juga mendorong pertumbuhan pengelolaan niaga Subholding Gas menjadi sekitar 1.400 BBTUD pada 2027. Mulai 2022-2027, suplai LNG diproyeksikan terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh menurunnya pasokan gas pipa eksisting.
Selain itu, diharapkan juga terjadi peningkatan permintaan LNG retail untuk area yang jauh dari infrastruktur yang sudah ada. Permintaan tersebut akan disuplai baik melalui liquefaction gas pipa maupun non-pipa, serta utilisasi stranded gas.
Segmen industri masih tetap menjadi backbone demand terbesar Subholding Gas dimana sinergi untuk penyediaan gas bagi Kilang dan smelter, termasuk adanya terobosan dalam pemilihan teknologi dan penyediaan moda non-pipa CNG/ LNG retail dengan pemanfaatan sumber gas stranded, sangat dibutuhkan.
Segmen transportasi juga bertumbuh seiring dengan meningkatnya konversi BBM menjadi gas bumi untuk segmen kapal, kendaraan logistik, darat, dan kereta api. Selain itu, pertumbuhan volume juga berasal dari segmen rumah tangga dengan rencana penambahan 1 juta rumah tangga per tahun sampai dengan tahun 2026.
“Pengelolaan energi nasional dan dunia, masih tetap menumbuhkan optimisme PGN ke depan dalam mengembangan infrastruktur dan meningkatkan pemanfaatan gas bumi dalam transisi energi saat ini,” kata Haryo.