Menteri Erick Thohir Pastikan BUMN Lakukan Hilirisasi Batu Bara
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan perusahaan pelat merah berkomitmen melakukan akselerasi proyek hilirisasi batu bara. Ini sejalan dengan dimulainya pembangunan proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.
Produk DME diharapkan dapat digunakan untuk subtitusi Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang masih diimpor. "BUMN mendukung penuh arahan Presiden Jokowi yang terus mendorong gasifikasi baru bara," ujar Erick dalam keterangan tertulis, Senin (24/1).
Gasifikasi baru bara bertujuan mengurangi ketergantungan pada impor LPG. Selain itu, untuk penguatan energi hijau Indonesia.
Menurut Erick, proyek gasifikasi batu bara yang dilakukan oleh PT Pertamina, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), dan Air Products & Chemicals Inc. (APCI) dapat mengurangi subsidi LPG Rp 7 triliun per tahun. Selain itu, memperbaiki neraca perdagangan Indonesia.
Proyek yang masuk dalam daftar strategis nasional alias PSN itu akan mendatangkan investasi asing dari APCI US$ 2,1 miliar atau setara Rp 30 triliun selama 20 tahun. Dengan utilisasi enam juta ton batu bara, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME dan mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun.
PSN gasifikasi baru bara juga memberikan efek berganda atau multiplier effect berupa menarik investasi asing lainnya, memberdayakan industri nasional melalui penggunaan porsi TKDN hingga penyerapan tenaga kerja lokal.
Kerja sama gasifikasi batu bara itu diyakini mampu menghemat cadangan devisa hingga Rp 9,7 triliun per tahun dan menyerap 10 ribu tenaga kerja.
"Gasifikasi batu bara memberikan nilai tambah langsung pada perekonomian nasional secara makro. Ini sejalan dengan arahan presiden untuk mengurangi ketergantungan produk impor, transformasi ke ekonomi hijau, serta energi baru dan terbarukan," kata Erick.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membeberkan rencana mendatangkan investasi dari Air Products and Chemicals Inc senilai US$ 15 miliar. Wacana ini sudah dimulai sejak 2020.
Erick Thohir selaku menteri BUMN bertugas sebagai inisiator.
Namun menurut Bahlil, proyek tersebut tak kunjung mengalami kemajuan. Ia bercerita, Erick melakukan inisiasi dengan Pertamina di AS pada 2020.
Kemudian pembahasan teknis dengan Menteri ESDM. “Tapi barang ini belum bergerak,” kata Bahlil di depan Presiden Jokowi.
“Bapak (Jokowi) memerintahkan kami, saya ingat betul ketika dilantik menjadi menteri, tugas pertama adalah menyelesaikan hilirisasi," tambah Bahlil.