Nicke Jelaskan Harga Pertamax Harus Naik untuk Jaga Keuangan Pertamina
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax harus dinaikkan untuk menjamin kesehatan keuangan perusahaan. Hal tersebut ia sampaikan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat pada Senin (28/3), petang.
Nicke mengatakan Pertamax bukan bahan bakar yang dijual secara komersial dan hanya bagi mereka yang mampu. "Karena Pertamax itu bukan untuk masyarakat miskin. Porsinya hanya 20 persen dari penjualan BBM,” kata Nicke.
Nicke mengatakan jenis BBM non-subsidi yang mengikuti harga pasar terdiri dari Pertamax Turbo, Dex Lite, dan Pertamina Dex. Adapun pangsa pasar tiga BBM tersebut sangat kecil. “Hari ini BBM Pertamax belum mengikuti mekanisme pasar, jadi dukungan kepada (kenaikan harga) itu perlu,” kata Nicke.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan BBM jenis Pertamax sudah selayaknya dinaikkan sejak tahun 2021 lalu. Ia menjelaskan idealnya harga Pertamax saat ini dijual di harga Rp 12.000 per liter.
Ia juga yakin kenaikan harga Pertamax tak akan berdampak banyak kepada inflasi. “Pertamax sendiri penggunanya itu segmented ya, jadi saya kira dampak dari penyesuaian ini tidak akan terlalu besar, "kata Mamit melalui pesan singkat pada Senin (28/3), malam.
Selain itu ia mengatakan bahwa penyesuaian harga yang lakukan oleh Pertamina akan tetap menghitung daya beli masyarakat. “Pertamina biasanya akan menggunakan promo-promo di Aplikasi My Pertamina sehingga bisa lebih murah dibandingkan SPBU swasta lainnya,” ujar Mamit.
Sebelumnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan harga keekonomian BBM RON 92 mencapai Rp 16.000 per liter. Angka ini lebih tinggi daripada harga keekonomian BBM RON 92 bulan Maret sebesar Rp 14.526 per liter.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Agung Pribadi mengatakan angka tersebut telah mempertimbangkan asumi harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari.
Akibatnya, batas atas harga BBM RON 92 bulan April akan lebih tinggi dari Rp. 14.526 per liter. Saat ini, ESDM masih mencermati harga minyak mentah dunia. “Bisa jadi sekitar Rp. 16.000 per liter. Karena kalau berkepanjangan memang bebannya berat juga baik ke APBN, Pertamina dan sektor lainnya,” kata dalam keterangan resmi, Jumat (25/3).
Agung mengatakan konflik Ukraina dan Rusia masih menjadi faktor yang mendorong kenaikan harga. Pasokan minyak mentah dari Rusia dan Kazakstan terganggu akibat kerusakan pipa Caspian Pipeline Consortium. Tingginya harga minyak dunia juga berdampak pada tingginya harga minyak mentah Indonesia ICP. Harga ICP tercatat di level US$114,55 per barel pada Kamis (24/3).
"Sejak akhir tahun 2021, ICP memang merangkak naik, dan makin meningkat sejak akhir Februari saat konflik Ukraina dan Rusia,” kata Agung.